4/05/2013

Susah Senang Memimpin



Kepemimpinan memang sudah menjadi hal yang lumrah ada dalam suatu kelompok, organisasi, masyarakat hingga bangsa dan negara. Bahkan dalam lingkup kecil seperti keluarga pun dibutuhkan yang namanya kepemimpinan. Rasulullah SAW sendiri pernah menyampaikan "Kullukum ro'in wa kullukum mas'uulun 'an ro'iyyatihi". (Kamu sekalian adalah pemimpin, dan setiap dari kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinan kalian). Oleh karena itu sudah selayaknya bagi setiap individu untuk terus belajar, melatih dan mengembangkan jiwa kepemimpinannya.
Penulis sendiri mulai banyak belajar kepemimpinan semenjak SMA saat masuk organisasi yang bernama Rohis SMA N 1 Blora. Sebelumnya memang sama sekali belum pernah yang namanya ikut organisasi. Meskipun latar belakangnya bersifat keagamaan, disini saya bisa sedikit banyak belajar dan melatih jiwa kepemimpinan. Semakin terasah setelah beberapa kali tergabung dalam kepanitiaan acara-acara Rohis.
Dan yang paling besar pengaruhnya saat diamanahi menjadi ketua panitia TOGSIC (Training Organization & Studi Islam Ceria). Awal-awal sempat bingung juga dan belum tahu harus bagaimana (maklum pertama kalinya dipilih menjadi ketua panitia). Saat itu masih sering minta bantuan dan tanya pendapat teman yang sudah pengalaman saat hendak mengambil keputusan. Namun lama kelamaan mulai paham, bahwa kita sebagai pemimpin harusnya bisa ‘mikir’ dan punya pendirian sendiri dalam mengambil suatu keputusan.
Disini saya belajar percaya diri, baik dalam berbicara di depan umum maupun dalam mengambil suatu keputusan. Saya belajar untuk berani mengambil resiko atas keputusan yang diambil. Memang setiap keputusan ada resikonya, tetapi bila tidak memutuskan juga pada akhirnya tidak menyelesaikan masalah. Saya juga belajar manajemen dan pembagian tugas. Pekerjaan yang terlihat besar bisa menjadi ringan bila tepat dalam pembagiannya pada rekan-rekan panitia lainnya.
Disinilah senangnya memimpin, kita tinggal membagi pekerjaan tidak perlu capek-capek menanggung sendiri pekerjaan tadi. Namun yang saya rasakan adalah beban mental yang luar biasa. Kekhawatiran demi kekhawatiran terus menggelayuti pikiran ini. Khawatir acaranya gagal lah, khawatir peserta sedikit, khawatir proposal tak disetujui, dan masih banyak lagi. Memang awalnya terkesan ringan, namun justru sebenarnya saat menjadi ketua itulah saya menjadi yang paling banyak pikiran dibanding rekan panitia lainnya.
Dari pengalaman itulah saya banyak berubah. Dari yang sebelumnya pemalu jadi berani bicara di depan umum. Dari yang sukanya mengikut pendapat orang, jadi punya pendirian sendiri. Dan masih banyak lagi. Namun itu semua belum cukup, saya masih banyak kekurangan dan perlu melatih terus jiwa kepemiminan ini.
Pengalaman yang tak kalah menariknya adalah saat diamanahi menjadi ketua garda 8 Tjokorda Raka Sukawati pada PPSMB Pionir Fakultas Teknik UGM. Saya belajar banyak disini. Ternyata memimpin anak-anak UGM itu tidak semudah sebelumnya. Perlu energi ekstra untuk menyatukan pendapat dan menggerakkan mereka.
Di SMA dulu biasanya dalam setiap rapat tidak terdapat begitu banyak masukan/pendapat dari para pesertanya. Sementara dalam kelompok garda teman-teman begitu banyak yang berpendapat dan memberikan masukan (maklum orang-orang pintar kali ya :D). Di satu sisi memang membantu, tapi efek lainnya pengambilan keputusan menjadi sulit karena setiap anak punya pendapatnya sendiri-sendiri. Butuh waktu cukup lama untuk menentukan langkah bersama dalam penyelesaian ‘hadiah-hadiah’ yang diberikan pada garda.
Seperti biasanya, saya pun membagi tugas dalam beberapa tim dan menunjuk satu PJ untuk tiap-tiap ‘hadiah’ yang akan diselesaikan. Ternyata yang sulit memang diawalnya, setelah tugas dibagi mereka mengerjakannya dengan sangat baik. Saya tinggal mengecek masing-masing dan menanyakan kebutuhan tiap PJ untuk menyelesaikan satu ‘hadiah’ yang ia emban. Bila ada yang telah selesai dahulu kita alihkan tenaganya untuk membantu tim-tim lain.
Alhamdulillah, pada akhirnya semua tugas-tugas yang diberikan pada garda dapat diselesaikan tepat waktu. Tinggal bersiap menghadapi hari ‘H’ PPSMB Pionir. Namun saat PPSMB terlihat saya sendiri masih banyak kekurangan dalam memimpin. Kurang tegas, kurang bisa memberi contoh dan masih banyak lainnya. Saya masih terus belajar setelah itu.
Setelah dimulai masa-masa perkuliahan, saya yang merasa masih kurang terlatih benar jiwa kepemimpinannya ini memutuskan mengikuti berbagai organisasi mahasiswa di tingkat Fakultas. Mulai dari BEM KMFT, KMT, KMTF hinggal SKI jurusan. Selain di dalam kampus, kebetulan saya juga mendapat amanah untuk mengurus farohis(forum alumni Rohis) SMA 1 Blora periode 2012-2013.
Pada akhirnya banyak pengalaman yang saya dapatkan setelah beberapa bulan mengikuti organisasi-organisasi tersebut di atas. Akan sangat banyak yang bisa diceritakan. Namun untuk saat ini sepertinya saya cukupkan dua pengalaman di atas, saat memimpin acara TOGSIC dan memimpin garda 8. Dua pengalaman tersebut menjadi sangat berkesan karena menjadi lejitan awal dalam pembentukan jiwa kepemimpnan diri ini. Wassalamu’alaikum


No comments:

Post a Comment