4/12/2013

Tolak Miss World di Bogor


"kehormatan"

Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata,’ Saya mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)
Sudah selayaknya bagi seorang muslim untuk saling mengingatkan dan mencegah kemungkaran. Bila tidak mampu dengan tangan, maka rubahlah dengan lisan/tulisan, bila tidak mampu maka rubahlah dengan hati. Bila mengubah dengan hati adalah selemah-lemah iman maka apalah artinya bila menyetujui/ridha terhadap kemaksiatan tersebut?Na’udzubillah! Untuk itulah saya coba sempatkan untuk menulis tanggapan terhadap rencana acara puncak Miss World yang akan di selenggarakan di Bogor nanti.
Bagi muslim sejati harusnya kita tahu ajang Miss World ini sangat bertentangan dengan budaya islam. Betapa tidak, banyak diantaranya yang lebih terkesan ke arah pamer aurat, buka-bukaan dan ajang pakaian minim yang dengannya dianggap kriteria dari ratu sejagat. Ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai islam yang terus berusaha menjaga dan melindungi kehormatan seorang wanita dengan jalan menutup aurat. Aurat wanita bukanlah barang biasa yang bisa dinikmati oleh siapa saja karena itu adalah “perhiasan” yang hanya boleh ditampakkan pada orang-orang yang telah halal baginya.
Sebagai negara dengan mayoritas muslim, harusnya pemerintah mampu menghormati nilai-nilai islam yang melarang keras budaya pamer aurat. Untuk mengikuti dan mengirimkan perwakilan saja itu sudah menyakiti hati umat islam yang teguh pada prinsipnya, apalagi hendak menyele ggarakan puncak acaranya di Indonesia. Hal ini tentu akan lebih menyakitkan umat islam Indonesia. Seakan-akan kita telah menyetujui atau pun ridha dengan kontes kecantikan ala Miss World ini.
Kita ketahui bersama bahwa turunnya azab Allah bukan hanya karena ada orang-orang yang berbuat kemungkaran, namun juga karena orang-orang alim yang mengetahui mana yang benar mana yang salah namun tidak mau mengingatkan dan mencegah kemunkaran. Apa yang akan kita katakan di pengadilan Allah nanti ketika ditanya mengapa kita biarkan ajang maksiat ada di negeri kita? Na’udzubillah.
Mengomentari tanggapan gubernur  bandung yang mengatakan diacara puncak nanti akan menggunakan pakaian yang lebih sopan dan mereka akan memperingatkan untuk memakai pakaian yang lebih sopan. Maka disini kembali saya katakan, ini bukan hanya masalah ketika acara puncak nanti ada pamer aurat atau tidak. Tapi dengan menyetujui pengyelenggaraan puncak acara di Bogor, maka secara tidak langsung kita juga telah menyetujui serangkaian kegiatan Miss World yang telah berlangsung dan lebih ke arah pamer aurat itu.
Ini tetap tidak bisa dibenarkan. Membiarkan dan menyetujui penyelenggaraan puncak acara di Blogor sama saja ridha terhadap acara keseluruhannya. Ridha terhadap ajang Miss World ini sama saja ridha terhadap suatu kemaksiatan. Sedangkan ridha terhadap kemaksiatan juga berarti suatu kemaksiatan.
Selain itu yang perlu disayangkan adalah hilangnya izzah masyarakat muslim itu sendiri. Patut disayangkan, kita umat Islam kini yang harusnya dengan tegas menolak segala kemungkaran malah terbiasa dengan kemungkaran itu sendiri hingga tidak merasa malu lagi. Yang seharusnya menolak kontes kecantikan seperti Miss World ini, malah berbalik menyukai dan mendukungnya. Malah kita sudah membuat program-program tandingan yang dibuat untuk masyarakat indonesia sendiri seperti Miss Indonesia maupun putri Indonesia.
Sangat disayangkan karena input yang diterima memang lebih sering dari TV maupuan media lain yang idealnya pro budaya barat kita jadi tak malu lagi mengikuti kebiasaan mereka yang jelas-jelas bertentangan dengan budaya islam. Setidaknya ormas islam yang ada hendaknya  bersatu untuk meengajukan protes dan mencegah di selenggarakannya acara ini di bumi pertiwi. Seperti dulu ketika menolak konser Lady gaga, harusnya kita juga bisa bekerjasama lagi untuk menlolak acara puncak Miss World yang akan diselenggarakan di Bogor nanti.
Semoga acara ini benar-benar dibatalkan atau tidak dilaksanakan di Indonesia dan semoga umat islam Indoensia lebih sadar lagi dengan nilai-nilai agamanya yang memberikan aturan yang jelas di setiap sisi kehidupan termasuk dalam menjaga kehormatan dan menjaga aurat ummatnya. Wallohua'lam bisshowwab.
Sigit Arif Anggoro
TF UGM ‘12

No comments:

Post a Comment