4/19/2013

Melangkah bersama FLP



Dalam buku impian yang saya buat. Salah satu poin yang saya tuliskan adalah menjadi penulis buku islami best seller! Ya, sudah mantap untuk terjun ke dunia dakwh kepenulisan. Kenapa best seller? Bukan untuk pamer tentunya tetapi lebih agar karya kita benar-benar bisa bermanfaat bagi sebanyak mungkin manusia dan agar turut berperan serta dalam mengubah dan memperbaiki dunia.
Menulis memang akhir-akhir ini menjadi hal yang saya cintai. Dulunya saya termasuk orang yang tidak suka pelajaran bahasa, tidak suka menulis. Namun setelah banyak membaca karya-karya tokoh muslim berpengaruh seperti Harun Yahya, Salim A Fillah dan lainnya saya jadi tertarik dengan dunia tulis menulis. Bayangkan, dengan tulisan seseorang mampu mengubah pemikiran jutaan manusia, mampu mengubah opini masyarakat dunia. Alangkah baiknya bila yang kita bawakan adalah suatu kebaikan, sesuatu yang berasal dari Rabb kita yakni al-islam!
Dengan menulis, seseorang tanpa perlu berjumpa langsung mampu mengingatkan para pembacanya dari seluruh penjuru dunia.  Tidak dipungkiri, setiap muslim seperti yang rasul sabdakan mempunyai kewajiban untuk menyampaikan risalahNya walau hanya satu ayat. Setiap muslim mempunyai kewajiban untuk berdakwah! Tidak usah menunggu jadi ustadz, cukup kita dakwahkan apa yang sudah kita pahami dari syariat dan agamaNya ini.
Lalu seperti apa kita akan berdakwah? Seperti apa dakwah yang paling efektif dan paling cepat mengubah suatu peradaban? Bisa dengan dakwah bil lisan(secara langsung bertatap muka dengan objek dakwah), maupun dakwah kepenulisan. Semua punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Saya sendiri lebih menyukai dakwah dengan tulisan. Mengapa?
 Pertama, dakwah dengan tulisan lebih cepat menyebar, lebih banyak yang bisa menerima. Melalui tulisan, dalam waktu singkat jutaan manusia dapat terjangkau oleh dakwah kita. Bayangkan, dengan menulis satu buku saja bila tersebar luas, kita mampu menyampaikan pesan kita kepada ribuan manusia tanpa perlu bertatap muka. Semakin cepat pesan itu tersebar, akan semakin cepat pula perubahan terjadi.
Kedua, dengan tulisan dakwah yang disampaikan dapat lebih diyakini kebenaran dan kevalidannya. Sehebat apapun manusia tetap tidak dipungkiri salah dalam menyampaikan informasi secara lisan. Beda dengan dakwah kepenulisan yang pasti akan diadakan pengeditan, dan pengecekan ulang sebelum diterbitkan. Meskipun kemungkinan kesalahan masih akan tetap ada, namun itu relatif lebih kecil bila dibanding dakwah secara lisan.
Ketiga, di zaman majunya informasi dan komunikasi seperti sekarng ini. Informasi akan lebih cepat tersebar melalui tulisan. Bayangkan melalui satu status saja, seorang bisa menyampaikan ke jutaan orang lainnya lewat sosial media. Masih banyak lagi keajaiban-keajaiban dari dakwah kepenuulisan. Itulah mengapa saya putuskan untuk serius belajar dan menekuni dakwah kepenulisan ini. Namun demikian tidak dipungkiri dakwah secara langsung, dan bertatap muka juga diperlukan, apalagi untuk urusan thollabul ilmi, selamanya ada sisi-sisi yang tidak bisa digantikan oleh tulisan, yang harus bertemu langsung dengan para guru yang sudah mumpuni dalam bidangnya masing-masing.
Dari mimpi itulah saya putuskan untuk mendaftar FLP Yogyakarta.  Meskipun saya tahu saya belum punya karya berarti. Sempat minder juga dengan teman-teman FLP yang sudah banyak karyanya. Namun seseuai nasehat pak Geia, justru dengan melihat orang-orang yang sudah hebat dalam dunia kepenulisan harusnya kita jadikan motivasi tersendiri untuk membuktikan saya juga bisa, dan bahkan insyaAllah bsia menjadi yang lebih baik dari mereka!!Allohu Akbar!!
Dengan bergabung FLP inilah saya harapkan saya mulai benar-benar serius dalam belajar menulis, dan memperbaiki tulisan saya. Seperti yang disampaikan mas Sholli dalam launching kemarin “FLP ini bukanlah tempat bagi yang sudah banyak karyanya saja, namun juga wadah bagi mereka yang mau berporses.” Memang sesuai kata beliau juga FLP ini tidak akan menjamin kita bisa menulis buku best seller. Namun setiap penulis tetap membutuhkan komunitas, imbuh beliau.
Setidaknya dengan bergabung FLP saya dapat belajar dari mereka yang sudah ahli dalam dakwah kepenulisan. Berteman dengan para ahli pun menjadi motivasi tersendiri untuk terus belajar dan berkarya dalam dakwah kepenulisan. Semua yang saya upayakan ini, dalam rangka mewujudkan cita-cita yang lebih tinggi lagi yakni mengembalikan kemuliaan dan kejayaan Umat Islam di Negeri ini pada khususnya dan dunia pada umunya. Saya harap bersama FLP,dan melalui dakwah kepenulisan ini tujuan besar tersebut bisa benar-benar kita wujudkan bersama. Aamiin. Wallohua’lam bisshowwab.
Sigit Arif Anggoro
TF UGM ‘12

No comments:

Post a Comment