8/20/2018

Aku yang Selalu Terlambat


      Aku memang selalu terlambat memulai sesuatu. Aku terlambat untuk bermimpi besar dan memulai perjalanan mimpiku. Di saat atlet-atlet profesional sudah mulai berlatih pencak silat sedari SMP bahkan mungkin sedari SD, aku baru memulai latihan kelas 2 SMA, itu pun baru benar-benar tertarik dengan pertandingan semester 4 di masa perkuliahan. Tentu saja akibatnya aku selalu menjadi bulan-bulanan atlet lain, dibanting-banting, kalah teknik, hingga kalah WMP (Wasit Menghentikan Pertandingan). Malu sekali!

      Di saat santri-santri lain memulai ngajinya di pondok semenjak SMP/SMA, aku baru memulainya di bangku perkuliahan. Tentu saja akibatnya hingga kini aku tak pandai-pandai membaca kitab kuning. Target hafal 30 juz, eh cuman dapat juz 30. Jangan tanya pemahaman Hukum-hukum Fikihku. Amburadul! Menyedihkan ya!

      Aku terlambat lulus kuliah. Di saat teman-teman seangkatanku sudah melanglang buana di dunia pekerjaan, melanjutkan studi, hingga menuju pelaminan aku baru lulus kuliah setahun kemudian. Itu pun lagi-lagi hampir setahun aku terlambat memulai pekerjaan setelah wisudaku. Payah!
Dan kini aku memulai karir pekerjaanku di bidang IT. Tentu saja lagi-lagi aku terlambat dengan teman-temanku yang telah IT belajar 3-4 tahun di perkuliahan. Aku harus memulai semuanya dari nol, meski memang sedikit banyak sudah pernah mempelajari dasar-dasar logiknya di bangku perkuliahan.

      Aku selalu saja terlambat! Namun apakah kegagalan demi kegagalan yang kualami ini akan menyurutkan langkahku untuk terus belajar dan mengejar mimpi-mimpiku? Tidak sama sekali! Masa mudaku belum habis. Pelan tapi pasti, sedikit demi sedikit aku akan terus belajar memperbaiki kekuranganku, mengejar ketertinggalanku. Kegagalan demi kegagalan yang kutemui nantinya hanya akan membuatku semakin kuat. Aku tidak  pernah takut. Tidak ada niatan pula untuk cepat-cepat sampai di tujuan. Karena belajarku, latihanku, ngajiku, adalah sarana bagiku untuk mensyukuri nikmat Tuhanku. Nikmat kecerdasan dan kesehatanku.

     Aku hanya akan terus berjalan. Terus mencari meski tak pernah kutemukan kesempurnaan yang kucari-cari. Sedikit pun tiada pernah kusesali keterlambatanku ini.

Jakarta Selatan, 20 Agustus 2018