4/06/2013

Luangkan Waktu untuk Rabbmu



Kesibukan terkadang dijadikan alasan bagi sebagian orang untuk meninggalkan suatu jenis ibadah maupun amalan sunnah yang dicontohkan Nabi SAW. Contohnya saja Dhuha, untuk satu jenis ibadah ini terkadang orang dengan tenangnnaya meninggalkan dengan alasan “sibuk”. Sibuk kuliah lah, sibuk kerja, sibuk bepergian, tak sempat menunaikan dhuha. Mereka berkeyakinan kesibukan yang mereka jalankan juga satu bentuk ibadah sehingga merasa baik-baik saja bila meninggalkan ibadah lain seperti dhuha ini.
Namun benarkah demikian? Bila mereka katakan tak punya waktu, kita jawab lalu sebenarnya siapa yang memberi waktu 24 jam? Bukankah waktu yang kita miliki semuanya adalah pemberiannNya? Lalu mengapa bila dihadapkan perkara agama justru kita katakan tak punya waktu?Bukankah tujuan kita hidup di dunia ini untuk beribadah kepadanya?
Mayoritas kita telah mengetahui bila tujuan idup untuk beribadah kepadaNya namun dalam praktiknya sering sekali kesibukan lain yang bukan ibadah justru membuat kita lalai dari ibadah-ibadah yang telah jelas keutamananya. Bahkan parahnya lagi bila yang wajib sampai ditinggalkan karena kesibukan. Sungguh suatu kebodohan bila tahu tujuan hidup untuk beramal sebanyak-bayaknya namun ketika tiba waktu untuk beramal ia malah meninggalkannya dengan kesibukan lain yang tidak ada nilai ibadahnya.
Mereka katakan ibadah tidak harus dalam wujud ritual seperti sholat, baca qur’an dan sebagainya. Ya, kita setuju, makna ibadah dalam islam memang luas tidak sebatas yang demikian, namun bukan baerarti ibadah2 tesrsebut kita tinggalkan. Amalan yaumiyah seperti dhuha, tahajjud, baca qur’an tentunya memiliki banyak fadhilah yang bisa kita ambil. Terbukti Rasulullah, para sahabat dan orang-orang shalih dari ummat ini tak pernah meninggalkan amalan-amalan tersebut meskipun dalam kondisi yang sibuk.
Sebenarnya bila kita hitung-hitung waktu yang dihabiskan untuk ibadah-ibadah harian tidaklah lama. Dhuha misalnya, dua rokaat paling lama 5 menit, empat rokaat saja paling-paling hanya menghabiskan waktu 10 menit. Baca qur’an? Bila bacaan anda normal luangkan satu jam saja maka anda akan mendapat 1 juz, apa susahnya meluangkan satu jam dari 24 jam sehari? Sholat wajib juga ringan, bila sekali sholat butuh waktu 10 menit maka lima kali sholat tidak akan sampai satu jam, masih sangat luang bukan?
Begitu pula dengan hafalan qur’an  ambil setengah jam saja maka insyaAllah satu sampai lima ayat akan kita hafalkan. Bila mampu istiqomah, 5 ayat perhari maka insyaAllah dalam empat tahun saja kita bisa hafal qur’an. Belajar agama? luangkan sejam untuk ngaji, nonton kajian di TV, baca buku atau baca dari internet sudah banyak ilmu yang kita dapatkan. Total amalan tadi tidak akan menghabiskan 4 jam dalam sehari! Masih punya sisa 20 jam, masih bisa kita gunakan untuk tidur, bekerja, belajar, makan dan banyak lagi.
Sudah selayaknya kita yang diberi waktu 24 jam oleh Allah untuk meluangkan waktu dalam amal yaumiyah, dan untuk urusan agama lainnya karena memang tujuan kita hidup adalah untuk beribadah kepadaNya dan mencari keridhoanNya. Alangkah anehnya bila ada orang yang duduk menunggu kereta namun ketika kereta itu datang ia malah sibuk bermain. Ini sama saja melupakan tujuan awalnya. Begitu pula kita yang tahu tujuan hidup untuk beribadah harusnya sesibuk apapun kita tetap mampu meluangkan waktu untukNya. Bila tidak demikian maka sama saja kesibukan telah membuat kita lupa dari tujuan hidup kita, ini satu masalah!
Jadi, luangkan waktu untuk Robbmu yaa ikhwah, insyaAllah Allah akan melapangkan dan memudahkan segala urusanmu. Wallohu a’lam bisshowwab
Sigit Arif Anggoro
Teknik Fisika UGM '12

No comments:

Post a Comment