4/25/2013

Pendidikan Kunci Kemajuan Peradaban



Iqro’ bismi robbikalladzii kholaq! Masih ingat dengan ayat ini? Ayat pertama yang Allah wahyukan kepada nabi kita Muhammad SAW. Wahyu yang diturunkan di Gua Hira. Disampaikan melalui Jibril a.s. ketika Rasulullah SAW sedang bertafakkur disana.
Sudah menjadi kebiasaan Rasul sering menyendiri, bertafakkur dan beribadah di gua hira. Beliau menghindar dari kaumnya  yang sudah melampaui batas. Bayi perempuan dipendam hidup-hidup karena malu. Anak laki-laki dibunuh karena takut miskin. Berhala-berhala dijadikan sesembahan. Kabilah-kabilah saling memerangi antara satu dengan lainnya hanya karena hal-hal sepele.  
Saat itulah Jibril a.s. mendatangi beliau dan menyampaikan wahyu pertama. “Bacalah”! Ya, demikianlah bunyi wahyu pertama. Rasul yang seorang ummy  pun ketakutan. Dan tidak tahu apa yang harus dibaca karena beliau tidak bisa membaca. Namun Jibril terus menyampaikan Bacalah! Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.
Kita manusia yang dikaruniai akal ini diperintahkan untuk menggunakan akalnya untuk membaca zaman dan lingkungannya. Namun bukan hanya membaca tetapi juga bismirobbikalladzii kholaq (dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan). Pijakan kita membaca adalah wahyu dari Robb kita, dengan tujuan menambah keimanan dan semakin mendekatkan diri kepadaNya. Semua yang ada di bumi dan langit ini telah dijadikan tanda-tanda akan keagungan kekuasaanNya yang seharusnya membuat kita semakin tunduk dan takut kepadaNya, bukan malah menjadikan sombong dan menjauh dariNya.
Ilmu memang menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh agama kita ini (Islam). Sesuai hadist yang telah mahsyur, dan umum didengar . Dari Anas bin Malik r.a., beliau berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Menuntut ilmu adalah suatu fardu yang wajib atas tiap-tiap seorang Islam.” (HR. Ibnu Majah).
 Menuntut ilmu sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim karena dengan ilmu itulah Allah hendak memuliakan manusia di atas makhluk lainnya. Seperti dalam QS. Al-Mujaadilah ayat 11 :“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.
Untuk memfasilitasi perjuangan menuntut ilmu ini dibutuhkan suatu sistem pendidikan yang berkualitas. Menurut KBBI pendidikan adalah “proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dl usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.”
Proses, itulah intinya. Tidak sekedar tahu, tidak sekedar pandai. Pendidkan adalah suatu proses panjang untuk  memperbaiki dan mendewasakan diri. Suatu proses yang terus harus dilakukan dari semenjak lahir hingga sampai ke liang lahat.
Untuk mendukung proses panjang ini tentu dibutuhkan figur seorang guru. Menagapa? Mungkin kita bisa belajar sendiri dalam beberapa hal melalui pengalaman (try end error). Namun ini akan menghabiskan waktu yang begitu  panjang. Alangkah ruginya kita menghabiskan tenaga untuk meneliti sesuatu yang telat diteliti ilmuwan lainnya. Tentu akan lebih mudah bila kita belajar dari para pendahulu yang sudah menghabiskan tenaganya untuk mengumpulkan ilmu tersebut.
Kehadiran guru yang telah lebih banyak pengetahuannya dan lebih maju tentu di sisi lain bisa memberi motivasi tersendiri bagi sang penuntut ilmu. Sang guru tentunya telah mengalami proses yang hampir sama dengan muridnya. Telah jatuh bagun dalam usaha mencari ilmu. Itulah sebabnya seorang guru bisa menjadi contoh bagi para siswanya dan memberi motibvasi belajar bagi siswanya.
Dalam menyalurkan ilmu banyak sekali metode pendidikan yang bisa dipakai. Terkadang bisa dengan membentuk satu majelis yang di dalamnya ada satu pengajar dan ada banyak siswa. Bisa juga dengan membentuk kelompok-kelompok kecil  halaqoh dengan satu pendidik atau mentornya. Bisa juga dengan belajar privat pada satu guru. Setiap metode tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. 
Berhasilnya pendidikan merupakan kunci kemajuan suatu peradaban. Bangsa Arab yang dahulu terkenal akan kejahiliahannya setelah diutusnya rasul dan terus disampaikan risalah, maka tiba-tiba dapat berubah menjadi bangsa yang beradab dan tiba-tiba mampu bersaing hingga mengalahkan dua kekaisaran besar di zaman itu. Perhatian Islam sangat besar pada pendidikan, sampai-sampai tawanan perang yang mampu mengajarkan baca-tulis dibebaskan tanpa perlu membayar sepeser pun. Kecintaan pada imu inilah yang membuat umat islam semakin kuat, maju dan memimpin peradaban dunia.
Seperti itulah yang kita lihat hingga di masa-masa Abbasiyah muncul ilmuwan-ilmuwan muslim yang terkenal akan kepandaiannya hingga sekarang. Seperti Ibnu Sina, Al Khawarizmi, Al Kindi mereka adalah ilmuwan-ilmuwan Muslim yang banyak memberikan pengaruh pada dunia. Karena penguasaan ilmu inilah saat itu umat muslim sangat maju dengan peradabannya. Ketika Eropa masih dalam masa kegelapannya, di negara muslim telah ditemui kemajuan yang luar biasa, dari kedokteran, matematika, filsafat, sastra, arsitektur, teknologi, eknonomi semuanya berkembang begitu pesat dan jauh meninggalkan peradaban lainnya.
Lalu bagaimana jadinya bila pendidikan itu dihilangkan? Tentu akan kita temui yang sebaliknya, bangsa itu akan menjadi lemah dan mudah sekali untuk dikalahkan. Hal ini bisa kita lihat pada masa penjajahan. Umat Islam tertindas bertahun-tahun karena ketinggalan jauh dari sisi teknologi,  diperparah lagi dengan kebijakan penjajah yang menghentikan semua akses pendidikan dan membiarkan umat islam Indonesia dalam kebodohan.
Dalam kebodohan umat islam tidak akan mampu bangkit dan memberikan perlawanan pada penjajah. Namun kita lihat dalam beberapa waktu perlawanan masih ada karena memang masih terdapat pendidikan yang bertahan yakni dari kalangan pesantren yang dibina para ulama. Pesantren inilah yang menjadi satu-satunya tempat pembentukan intelektual muslim yang berani menentang penjajahan dan memberikan perlawanannya meskipun saat itu persenjataan kurang. Melalui pesantrren inilah lahir pergerakan nasional hingaa muncullah semangat merebut kemerdekaan dari para penjajah.
Dari kenyataan sejarah tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan oleh setiap manusia. Pendidikan merupakan kunci majunya suatu peradaban. Bila pendidikan maju, maka majulah bangsa itu. Sebaliknya bila pendidikan tidak berjalan dengan baik maka kemunduranlah yang akan dihadapi. Namun yang paling penting untuk diingat adalah tujuan dari pendidikan itu yang harus tetap mengutamakan wahyu, tidak bertentangan dengan wahyu dan semakin menambah ketundukan dan ketaatan kita kepada Allah Subhana wa Ta’ala, bukan sebaliknya. Wallohua’lam bisshowwab
Sigit Arif Anggoro

No comments:

Post a Comment