10/29/2015

Digaji Ikhlas?




Di zaman serba materialis seperti ini sepertinya mustahil menemukan orang-orang yang mau bekerja tanpa digaji, bahkan yang digaji pun terkadang masih menuntut mendapatkan upah yang lebih layak untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Semua aspek kehidupan dikomersilkan, jasa les privat, event organizer, katering, delivery, bahkan yang sekedar parkir saja ditarik biaya. Semuanya butuh uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya!

Namun sadarkah ternyata di luar dugaan kita masih ada saja orang-orang yang mau bekerja, memberikan jasanya kepada orang lain tanpa digaji, atau sekedar diberi “gaji” penghibur yang nilainya sebenarnya tidak sesuai dengan kerja yang dilakukan. Siapakah mereka? 

Mereka adalah para pemuda yang mengisi waktu luangnya untuk berkontribusi di lembaga-lembaga/organisasi di sekitar lingkungannya. Pemuda-pemudi ini rela rapat berjam-jam untuk merencanakan kegiatan yang manfaatnya dirasakan orang lain disekitarnya. Rela mengurangi waktu istirahatnya untuk berkontribusi, bagi kemajuan lingkungan, masyarakat, bangsa dan negaranya. Namun apakah benar demikian? Benarkah tidak ada motivasi lain di balik semangat mereka?

Tentu ada banyak ladang yang bisa mereka gunakan sebagai tempat berkontribusi. Dari setingkat sekolah saja (SMP-SMA), ada yang memilih berkontribusi di lembaga eksekutif seperti OSIS, ada yang memilih lembaga kepramukaan, ada yang memilih lembaga keagamaan seperti ROHIS, ada yang suka di lembaga kemanusiaan seperti PMR, dan masih banyak lagi sektor yang bisa menjadi tempat bagi pemuda-pemudi ini untuk berkontribusi. 

Belum lagi yang setingkat mahasiswa, ada banyak sekali organisasi mahasiswa yang dibentuk dan bisa menjadi lahan bagi mereka untuk berkontribusi. Mulai dari BEM, KM/HM, LDK, Kelompok Studi, Mapala, berbagai jenis uKM dari keolahragaan, seni, jurnalistik, penelitian yang terbentuk baik di tingkat universitas, fakultas, bahkan hingga jurusan dan prodi. Itu masih yang ditingkat internal kampus, masih ada banyak organisasi eksternal seperti organisasi-organisasi pergerakan, organisasi mahasiswa daerah, dan berbagai organisasi lain yang turut mewadahi semangat pemuda untuk berkontribusi. 

Di tengah kewajiban sekolah/kuliahnya mereka masih mau meluangkan waktu, tenaga, pikirannya untuk suatu organisasi yang menjadi tempatnya berkontribusi. Bila dilogika sepertinya konyol sekali ada orang yang mau bekerja, memberikan jasanya untuk orang lain padahal dirinya tidak digaji. Bahkan tak jarang mereka yang tergabung dalam kegiatan seperti ini justru rela mengeluarkan uangnya, atau mencarikan dana dengan berjualan, mencarikan sponsor untuk demi terselenggaranya kegiatan yang direncanakan bersama oleh organisasinya. Manusia macam apa ini? Susah-susah cari uang tapi malah digunakan untuk orang lain, disaat yang lain merebut hak orang lain untuk memperkaya diri sendiri. Padahal kalau ia mau lebih baik untuk menambah uang jajannya sendiri bukan? 

Lalu apa motivasi mereka sebenarnya? Mengapa mereka mau melakukan semua pekerjaan ini tanpa ada yang menggaji? Bila kita analisis tentu ada  beberapa motif yang dimiliki orang-orang ini, diantaranya

1.       Melatih softskill
Salah satu alasan kuat untuk mengikuti kegiatan non akademik seperti bergabung di organisasi adalah untuk melatih softskill, seperti kemampuan public speaking, manajemen waktu, manajemen tim, kepemimpinan, kreativitas, kedisiplinan, profesionalitas kerja, yang biasanya tidak bisa didapatkan bila hanya mendengarkan materi di kelas. Kesemuanya adalah ketrampilan yang akan bisa didapatkan setelah melalui proses panjang di lapangan. Seseorang yang terbiasa berbicara dalam forum akan semakin meningkat kemampuan public speakingnya. Mereka yang mengikuti berbagai organisasi dengan sendirinya belajar manajemen waktu agar semua urusan baik kuliah maupun organisasinya bisa tetap berjalan memuaskan. Begitu pula kemampuan lain seperti manajemen tim, leadership, dan kreativitas akan semakin meningkat ketika terus diasah dalam kesibukan berorganisasi.

Suvey menunjukkan dalam dunia kerja dibutuhkan 80% softskill dan 20% hard skill. Bahkan diantaranya ada yang beranggapan prosentase hard skill yang dibutuhkan lebih kecil dari itu. Sayangnya pendidikan formal kurang atau bahkan tidak mampu menyuguhkan kemampuan ini pada para siswa/mahasiswanya. Untuk itulah penting sekali bagi siswa/mahasiswa untuk aktif mengembangkan kemampuannya dengan mengikuti berbagai kegiatan organisasi di lingkungannya. 

Terkadang seseorang bergabung di organisasi dengan harapan bisa mendapatkan kemampuan softskill tertentu. Jadi apakah benar pekerjaannya itu benar-benar tulus? Mereka yang merasa tidak mendapatkan kemampuan yang diharapkan ketika bergabung dalam suatu organisasi akan cenderung untuk mundur, memilih mencari kesibukan lain. Terkadang memang persepsi kita terhadap suatu organisasi salah. Kita melihat dari luar sepertinya baik-baik saja, namun ketika masuk di dalamnya kita akan menjumpai kekurangan di sana-sini, tidak semuanya terorganisir dengan rapi. 

Mereka yang niatnya hanya untuk menambah softskill akan kecewa karena merasa dirinya tidak dapat berkembang dan memilih mundur dari organisasi tersebut. Padahal justru softskill kita akan benar-benar berkembang ketika kita sudah terbiasa berurusan dengan masalah, bukan malah menghindarinya. Ketika suatu organisasi belum sempurna, maka usaha kita untuk turut memperbaikinya itulah yang akan semakin meningkatkan skill kita, bukan sebaliknya. Namun kita tidak pernah menyalahkan orang-orang seperti ini. 

Semakin banyak orang profesional yang dilahirkan, insyaAllah semakin maju bangsa ini. Bila kedua-duanya mendapatkan keuntungan (pihak organisasi dan anggota) kenapa tidak? Justru kita bisa memanfaatkan motivasi seperti ini untuk terus mengembangkan organisasi.

2.       Menambah CV
Motif selanjutnya adalah untuk memperbanyak CV. Sudah kita ketahui bersama bahwa dalam pekerjaan kini yang dilihat pewawancara kerja adalah CV kita. Tentu yang dilihat bukan bagaimana pembuatan desain CV yang bagus, namun bagaimana isi dari CV tersebut. Pengalaman apa saja yang kita miliki, kegiatan apa saja yang kita ikuti selama kuliah. Mereka yang IP nya selangit namun tidak pernah punya pengalaman di organisasi atau kegiatan lain tentu akan kalah dibandingkan yang IP nya pas-pasan namun mengisi waktunya dengan kegiatan lain seperti berorganisasi.

Pengalaman kepanitiaan, pengalaman menjadi koordinator acara, ketua bidang atau ketua organisasi tentu akan menambah nilai jual diri sendiri, dan mempertebal lembaran CV untuk itulah banyak yang bersemangat mengikuti kegiatan organisasi

3.       Memperluas jaringan
Motif selanjutnya yang menjadi alasan seseorang bergabung dengan organisasi adalah untuk memperluas jaringan. Banyak orang-orang besar, pejabat pemerintahan, pengusaha, atau tokoh-tokoh lain yang lahir dari tempaan organisasi ekstra sekolah/kampus. Tentu dengan bergabung dalam organisasi kita bisa mengenal orang-orang hebat di luar sana, dan bisa memperluas jaringan kita. 

Jaringan yang semakin luas akan membuat urusan kita semakin mudah. Bila butuh apa-apa tinggal cari orang yang ahli di dalamnya. Bila sudah kenal, dan akrab tentu akan lebih mudah untuk mendapatkan bantuan. Terlebih lagi sekedar mengenal saja tidak akan cukup, seseorang yang tergabung di organisasi yang sama, sama-sama merasakan susah senangnya mengurus organisasi tentu akan memiliki ikatan batin yang lebih kuat daripada orang yang sekedar kenal di kelas atau tempat lainnya.

4.       Mengembangkan hobi/mikat
Motif selanjutnya adalah mengembangkan hobi atau minat bakat. Seseorang yang hobi dengan kegiatan tertentu seperti olahraga, traveling, elektronika, debate, dsb,  tentu akan merasa nyaman untuk menyalurkannya di kegiatan ekstra sekolah/kampus. Berawal dari hobi bila terus dilatih dan dikembangkan bisa jadi berujung prestasi. Terkadang yang setingkat atlit bahkan kegiatan di luar ini seakan menjadi kegiatan utamanya, sementara kuliahnya hanya sebagai sambilan. 

Mereka mau rutin berlatih, mengumpulkan dana untuk mengikuti kejuaraan, bahkan terkadang menyita waktu kuliah mereka untuk mengembangkan bakatnya. Tidak ada yang salah memang, kita butuh orang-orang dengan motivasi tinggi seperti mereka bila ingin melihat Indonesia maju di berbagai bidang kejuaraan, merekalah yang akan mengharumkan nama Indonesia dengan prestasinya.  

5.       Kontribusi
Yang terakhir adalah yang paling jarang ditemui, namun ada. Yakni orang yang benar-benar niatnya tulus hanya untuk berkontribusi. Hasratnya untuk memberi, memperbaiki, menerapkan ilmunya di masyarakat. Memang sulit membedakan antara oarng yang benar-benar tulus ingin berkontribusi dengan yang punya niatan lain. Orang orang inilah yang digaji ikhlas. Semua yang dilakukan atas dasar ketulusannya.

Orang-orang inilah yang bisa dikatakan “aneh”, orang-orang yang mau bekerja tanpa digaji. Bahkan kadang mau mengeluarkan hartanya untuk menyukseskan kegiatan lembaga/organisasinya. Mau jualan, mencarikan dana bukan untuk menambah uang sakunya namun justru untuk menyelenggarakan kegiatan yang manfaatnya dirasakan orang lain. Orang macam apa ini? Mereka rela menyisihkan waktu, tenaga, dan pikirannya kebaikan orang lain.

Padahal tentu yang dilakukannya akan membuatnya sibuk, dan harus membagi waktu belajarnya dengan kegiatan di lembaganya. Mengapa mereka mampu bertahan?

Ada yang bertahan karena sudah passion di bidangnya, ada juga yang bertahan karena ianya punya cita-cita mulia yang hendak diwujudkan untuk diri, lingkungan, agama dan bangsanya. Besarnya tekanan tidak membuatnya jera, takut dan mundur ke belakang, namun justru membuatnya semakin teguh dalam perjuangannya mewujudkan impian besarnya. Bila memimpin organisasi saja berantakan, bagaimana hendak memimpin negeri sebesar Indonesia? Bagaimana hendak memperbaiki Indonesia, bila memperbaiki sekitarnya tidak bisa. Pahitnya pengalaman yang dialami justru akan membuatnya semakin kuat, dan semakin kencang berlari.

Mereka lah pemuda-pemudi yang gelisah, gundah dengan kondisi bangsanya. Merekalah pemuda yang tidak pernah puas, dan memimpikan Indonesia yang lebih baik, lebih bermartabat di masa depan. Ia sadar perubahan itu berawal dari tangan-tangan mereka. Seperti anak-anak muda STOVIA yang menginisisasi organisasi Boedi Oetomo, yang kelahirannya dijadikan hari kebangkitan nasional. Ya, dari ketulusan niat para pemuda itulah bangsa in bisa disadarkan, bangkit dari keterpurukannya.

Dari cita-cita tulus, dan perjuangan yang tak kenal mundur itulah kemerdekaan bisa diraih bangsa yang tiga setengah abad lebih terjajah. Seperti itulah seharusnya pemuda. Apalah artinya pemuda tanpa cita-cita, harapan dan semangat besarnya? Apa yang hendak dibanggakan pemuda bila bukan dari kegigihan perjuangannya?

Kepekaan dan kepedulian itu tidaklah muncul dengan sendirinya. Ianya perlu dilatih sedini mungkin. Mumpung masih belum mengenal gaji, disitulah idealisme kita diuji. Bukan berarti mereka lemah karena tak digaji, justru karena tidak digaji maka satu-satunya kebahagiaan yang ingin diraih adalah keberhasilan dan tercapainya cita-cita yang tinggi. Orang-orang inilah yang menjadi agen pengubah bangsa ini. Dari tangannyalah lahir pribadi besar yang akan memberikan karya-karya besar bagi kemajuan bangsa ini.

Kepadanyalah bangsa ini berhutang, maka sudah seharusnya pemerintah mendukung aktivitas mereka. Melindungi mereka, bukan menekan lagi mengkerdilkan pergerakannya. Bila ingin melihat bangsa ini maju, maka biarkanlah pemuda bergerak, mengekspresikan kebebasannya untuk berpikir, berserikat, berpendapat dan mengukir karya-karya besarnya. Biarkan mereka belajar, mengembangkan layarnya, berjalan menerjang badai kehidupan. Karena merekalah pejuang-pejuang muda, masa depan Indonesia. Tetap bergerak dan berkontribusi nyata pejuang!

6/11/2015

Kembali




Yaa Robb.. aku ingin kembali
Sudah terlalu jauh aku pergi, tenggelam dalam gemerlapnya dunia
Hingga lupa mengingat-Mu, melupakan malam-malam munajat bersama-Mu
Berkali kali aku menyesali dosa-dosaku, berkali-kali aku mengulanginya lagi
Engkau menurunkan rizki-Mu, namun buruknya catatan amalku yang naik kepada-Mu
Aku bermaksiat namun Engkau menutupinya, aku sedikit beramal justru Engkau tampakkan pada manusia
Lengkaplah sudah rasa maluku..
Andai kau tampakkan aib-aibku, mungkin tiada lagi yang mau menerimaku
Tapi Engkau tutupi semuanya, hingga hanya Engkau dan aku yang tahu
Maka siapakah yang tidak malu?
Yaa Robb.. Aku ingin kembali...
Masihkah kau buka pintu ampunan-Mu?
Yaa Robb.. Aku ingin kembali...
Menghiasi hari-hariku dengan lantunan dzikir dan Qur’an suci..
Yaa Robb.. Aku ingin kembali...
Menghidupkan malam-malamku dengan manisnya bermunajat kepada-Mu..
Yaa Robb.. Aku ingin kembali...
Berlapar-lapar di pagi hari dalam nikmatnya ibadah puasa
Yaa Robb.. Aku ingin kembali...
Mengawali pagiku dengan khusyuknya sholat Dhuha
Yaa Robb.. Aku ingin kembali...
Menjaga waktu-waktuku untuk sholat berjamaah tepat waktu
Yaa Robb.. Aku ingin kembali...
Aku tidak pernah tahu kapan batas usiaku,
Tidak pernah tahu akan seperti apa akhir hidupku,
Maka sebelum tersisa penyesalan tiada henti
Aku ingin kembali..
Kembali ke jalan-Mu yang lurus dan tidak mengulangi lagi kesalahan-kesalahanku
Yaa Robb, aku makhluk-Mu yang hina, maka angkatlah kehinaanku ini
Aku makhluk-Mu yang lemah, maka kuatkanlah aku untuk meniti jalan-Mu
Yaa Robb.. Aku ingin kembali...



5/16/2015

Perjalanan Isra’ Mi’raj dan Hikmahnya



Isra’ Mi’raj merupakan salah satu peristiwa penting dalam perjalanan dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setelah sebelumnya diliputi tahun kesedihan dengan meninggalnya Khadijah, istri tercinta serta Abu Thalib, paman yang selalu membelanya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam “dihibur”-Nya dengan perjalanan spiritual yang luar biasa ajaib dan penuh hikmah. Isra’ merupakan perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dengan mengendarai Buraq, sedangkan Mi’raj merupakan perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari dari Masjidil Aqsa hingga Sidratil Muntaha.

Pada suatu malam Nabi Muhammad  shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di Hijir Ismail dekat Ka’bah. Saat itu beliau berbaring diantara paman beliau, Sayyiduna Hamzah dan sepupu beliau, Sayyiduna Jakfar bin Abi Thalib. Tiba-tiba Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil menghampiri beliau lalu membawa beliau ke arah sumur zam-zam. Setibanya disana mereka merebahkan tubuh Rasulullah untuk dibelah dadanya oleh Jibril a.s.

Dalam riwayat lain disebutkan, suatu malam terbuka atap rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, turun Jibril a.s., yang kemudian membelah dada beliau yang mulia sampai di bwah perut beliau. Lantas Jibril berkata kepada Mikail: “Datangkan kepadaku nampan dengan air zam-zam agar aku bersihkan hatinya dan aku lapangkan dadanya”.

Perlu diketahui bahwa penyucian ini bukan berarti hati Nabi kotor. Tidak, justru Nabi sudah diciptakan oleh Allah dengan hati yang paling suci dan mulia. Ini dilakukan tidak lain untuk menambah kebersihan di atas kebersihan, kesucian di atas kesucian, dan untuk lebih memantapkan dan menguatkan hati beliau, karena akan melakukan suatu perjalanan maha dahsyat dan penuh hikmah serta sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan Allah SWT.

Kemudian Jibril a.s. mengeluarkan hati Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia lalu menyuci tiga kali. Selanjutnya, didatangkan satu nampan emas dipenuhi hikmah dan keimanan, dan dituangkan ke dalam hati beliau. Maka penuhlah hati itu dengan kesabaran, keyakinan, ilmu dan kepasrahan penuh kepada Allah, lalu ditutup kembali oleh Jibril a.s.

Naik Buroq
Setelah itu disiapkan untuk Baginda Rasulullah binatang Buroq lengkap dengan pelana dan kendalinya. Binatang ini berwarna putih, lebih besar dari himar (keledai) leibh rendah dari baghal. Dia letakkan telapak kakinya sejauh pandangan matanya, panjang kedua telinganya, jika turun dia mengangkat kedua kaki depannya, diciptakan dengan dua sayap pada sisi pahanya untuk membantu kecepatannya.

Saat hendak menaikinya, Nabi Muhammad merasa kesulitan. Lalu Jibril a.s. meletakkan tangannya pada wajah Buroq lalu berkata: “Wahai Buroq, tidakkah kamu merasa malu, demi Allah tidak ada Makhluk Allah yang menaikimu yang lebih mulia daripada dia (Rasulullah)”. Mendengar ini Buroq merasa malu sehingga sekujur tubuhnya berkeringat. Setelah tenang, naiklah Rasulullah ke atas punggungnya, dan sebelum beliau banyak Anbiya’ yang menaiki buroq ini.

Dalam perjalanan, Jibril menemani di sebelah kanan beliau, sedangkan Mikail di sebelah kiri. Menurut riwayat Ibnu Sa’ad, Jibril memegang sanggur di pelana buroq, sedang Mikail memegang tali kendali. Mereka terus melaju, mengarungi alam Allah SWT yang penuh keajaiban dan hikmah dengan inayah dan rahmatNya.

Di tengah perjalanan meeka berhenti di suatu tempat yang dipenuhi pohon kurma, lantas malaikat Jibril berkata, “Turunlah disini dan sholatlah,” setelah beliau sholat, Jibril berkata, “Tahukah anda di mana Anda sholat?” “Tidak”, jawab beliau. Jibril berkata, “Anda telah sholat di Thoybah (Nama lain dari Madinah) dan kesana anda akan berhijrah.”

Kemudian Buroq berangkat kembali melanjutkan perjalanan, secepat kilat dia melangkahkan kakinya sejauh pandangan matanya, tiba-tiba Jibril berseru, “Berhentilah dan turunlah anda serta sholatlah di tempat ini!” Setelah sholat dan kembali ke atas Buroq, Jibril memberitahukan bahwa beliau sholat di Madyan, di sisi pohon dimana dahulu Musa bernaung dibawahnya dan beristirahat saat dikejar-kejar tentara Fir’aun.

Kisah Masyithoh
Dalam perjalanan selanjutnya Nabi Muhammad turun di Thur Sina’, sebuah lembah di Syam, tempat dimana Nabi Musa berbicara dengan Allah SWT. Beliau pun sholat di tempat itu. Kemudian sampai di suatu daerah yang tampak kepada beliau istana-istana Syam, beliau turun dan sholat disana. Kemudian Jibril memberitahukan kepada beliau dengan berkata, “Anda telah sholat di Bait Lahm (Betlehem, Baitul Maqdis), tempat dilahirkan Nabi Isa bin Maryam.

Setelah melanjutkan perjalanan, tiba-tiba beliau melihat Ifrit dari bangsa Jin yang mengejar beliau dnegan semburan api, setiap menoleh beliau melihat Ifrit itu. Kemudian Jibril berkata:”Tidakkah aku ajarkan kepada anda beberapa kalimat, jika anda baca maka akan memadamkan apinya dan terbalik kepada wajahnya lalu dia binasa?”

Kemudian Jibril a.s. memeberitahukan doa tersebut kepada Rasulullah. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan sampai akhirnya bertemu dengan suatu kaum yang menanam benih pada hari itu dan langsungn tumbuh besar dan dipanen hari itu juga. Setiap kali dipanen kembali seperti awalnya dan begitu seterusnya.

Melihat keanehan ini Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Wahai Jibril, siapakah mereka itu?” Jibril menjawab, “”Mereka adalah para Mujahid fi sabilillah, orang yang mati syahid di jalan Allah, kebaikan mereka dilipatgandakan sampai 700 kali.” Beberapa saat kemudian tercium bau wangi semerbak, beliau bertanya, “Wahai Jibril bau wangi apakah ini?” “Ini adalah wanginya Masyithoh, wanita yang menyisir rambut anak Fir’aun, dan anak-anaknya,” jawab Jibril a.s.
Masyithoh adalah tukang sisir anak perempuan Fir’aun, ketika dia melakukan pekerjaannya tiba-tiba sisirnya terjatuh, spontan dia mengatakan: “Bismillah, celakalah Fir’aun”. Mendengar ini anak Fir’aun bertanya,”Apakah kamu memiliki Tuhan selain ayahku?” Masyithoh menjawab: ya. Kemudian dia mengancam akan memeberitahukan hal ini kepada Fir’aun. Setelah dihadapkan kepada Raja yang lalim itu =, dia berkata, “Aapakah kamu memiliki Tuhan selain aku?” Masyithoh menjawab: “Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.”

Mengetahui keteguhan iman Masyithoh, kemudian Fir’aun mengutus seseorang untuk menarik kembali dia dan suaminya yang tetap beriman kepada Allah agar murtad. Jika tidak, mereka berdua dan kedua anaknya akan disiksa. Tapi keimanan masih menetap di hati Masyithoh dan suaminya, justru dia berkata: “Jika kamu hendak membinasakan kami, silahkan, dan kami harap jika kami terbunuh kuburkan kami dalam satu tempat.”
 
Maka Fir’aun memerintahkan agar disediakan kuali raksasa dari tembaga yang diisi minyak dan air kemudian dipanasi, setelah betul-betul mendidih. Dia memerintahkan agar mreka semua dilemparkan ke dalamnya, satu persatu mereka syahid. Sekarang tinggal Masyithoh dan anaknya yang masih menyusu berada dalam dekapannya, kemudian anak itu berkata: “Wahai ibuku, lompatlah, jangan takut, sungguh engkau berada pada jalan yang benar”, kemudian dilemparlah dia dan anaknya.

Keajaiban lainnya
Kemudian di tengah perjalanan beliau juga bertemu dngan sekelompok kaum yang menghantamkan batu besar ke kepala mereka sendiri sampai hancur. Setiap kali hancur, kepadala yang remuk itu kembali lagi seperti semula dan begitu seterusnya. Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah manusia yang merasa berat untuk melaksanakan kewajiban sholat.

Kemudian beliau juga bertemu sekelompok kaum. Di hadapan mereka ada daging yang baik yang sudah masak, sementara di sisi lain ada daging yang mentah lagi busuk, tapi ternyata mereka leibh memilih untuk menyantap daging yang mentah lagi busuk. Ketika Rasulullah menanyakan poerihal ini, Jibril menjawab: “Mereka adalah manusia yang sudah mempunyai isteri yang halal untuknya, tapi dia justru berzina (berselingkuh) dengan wanita yang jelek (hina). Begitu pula mereka adalah para wanita yang mempunyai suami yang halal baginya tapi justru dia mengajak laki-laki lain untuk berzina dengannya.”
 
Ketika beliau melanjutkan perjalanan, tiba-tiba seseorang memanggil beliau dari arah kanan, “Wahai Muhammad, aku meminta kepadamu agar kamu melihat aku”. Tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memerdulikannya. Kemudian Jibril menjelaskan bahwa itu adalah panggilan Yahudi. Seandainya beliau menjawab panggilan itu maka umat beliau akan menjadi Yahudi. Begitu pula beliau mendapat seruan serupa dari sebelah kirinya, yang tidak lain adalah panggilan nashrani, Nabi tidak menjawabnya.  Seandainya beliau menjawab panggilan itu maka umat beliau akan menjadi Nashrani.

Kemudian tiba-tiba muncul di hadapan beliau seorang wanita dengan segala perhiasan di tangannya dan seluruh tubuhnya, dia berkata, “Wahai Muhammad lihatlah kepadaku,” tetapi Rasulullah tidak menoleh kepadanya. Jibril berkata, “Wahai Nabi itu adalah dunia. Seandainya anda menjawab panggilannya, umatmu akan lebih memilih dunia daripada akhirat.”
 
Demikianlah perjalanan ditempuh oleh beliau SAW dengan ditemani Jibril dan Mikail. Begitu banyak keajaiban dan hikmah yang beliau temui dalam perjalanan itu sampai akhirnya beliau berhenti di Baitul Maqdis (Masjid al Aqsho). Beliau turun dari Buraq lalu mengikatnya pada salah satu sisi pintu masjid, yakni tempat di mana biasanya Para Nabi mengikat buraq di sana.

Kemudian beliau masuk ke dalam masjid bersama Jibril a.s., masing-masing sholat dua rakaat. Setelah itu sekejab mata tiba-tiba masjid sudah penuh dengan sekelompok manusia, ternyata mereka adalah para Nabi yang diutus oleh Allah SWT. Kemudain dikumandangkan adzan dan iqamah, lantas mereka berdiri bershof-shof menunggu siapakah yang akan mengimami mereka. Kemudian Jibril a.s. memegang tangan Rasulullah shallalllahu ‘alaihi wa sallam lalu menyuruh beliau untuk maju, kemudian mereka semua sholat dua rokaat dengan Rasulullah sebagai imam. Beliaulah Imam (Pemimpin) para Anbiya’ dan Mursalin.

Setelah itu Rasulullah Shallalllahu ‘alaihi wa sallam merasa haus, lalu Jibril membawa dua wadah berisi khamar (saat itu khamar belum diharamkan) dan susu, Rasulullah memilih wadah berisi susu lantas meminumnya, Jibril berkata, “Sungguh anda telah memilih kefitrahan yaitu al Islam, jika anda memilih khamar niscaya umat anda akan menyimpang dan sedikit yang mengikuti syariat anda.”

Mu’jizat Isra’ Mi’raj
Setelah melakukan Isra’ dari Makkah al-Mukarromah sampai ke Masjid al-Aqsha, Baitul Maqdis, dengan disertai malaikat Jibril a.s. Nabi Muhammad Shalllallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan perjalanan (Mi’raj) hingga ke sidratul muntaha. Pada peristiwa itu pula Nabi Shalllallahu ‘alaihi wa sallam dan umat Islam mendapat perintah sholat lima waktu.

Seperti yang dijelaskan dalam kitab Al Anwaarul Bahiyyah dan Dzikrayaat wa Munaasabat karya Al-Imam Al-Muhaddits As-Sayid Muhammad bin Alawy Al-Maliky Al-Hasany. Ketika beliau dan Jibril sampai di depan pintu langit dunia (langit pertama), ternyata disana berdiri malaikat yang bernama Ismaiil. Malaikat ini tidak pernah naik ke langit atasnya dan tidak pernah pula turun ke bumi, kecuali di saat meninggalnya Rasulullah Shalllallahu ‘alaihi wa sallam. Dia memimpin 70 ribu tentara dari malaikat, yang masing-masing malaikat membawahi 70 ribu malaikat pula.

Jibril meminta izin agar pintu langit pertama dibuka, maka malaikat yang menjaga bertanya, “Siapakah ini?” Jibril menjawab, “Aku Jibril”. Malaikat itu bertanya lagi, “Siapakah yang bersamaamu” lalu Jibril menjawab,”Muhammad Shalllallahu ‘alaihi wa sallam”. Malaikat bertanya lagi: “Apakah beliau telah diutus (diperintah),” Jibril menjawab: “Benar”.

Setelah mengetahui kedatangan Rasulullah, malaikat yang bermukim disana menyambut dan memuji beliau dengan berkata: “Selamat datang. Semoga keselamatan menyertai anda wahai saudara dan pemimpin. Andalah sebaik-baik saudara dan pemimpin serta paling utamanya makhluk yang datang.” Maka dibukaklah pintu langit dunia ini.

Setelah memasukinya beliau bertemu Nabi Adam dengan bentuk dan postur sebagaimana pertama kali Allah menciptakannya. Nabi Shalllallahu ‘alaihi wa sallam bersalam kepadanya, Nabi Adam menjawab salam beliau seraya berkata:”Selamat datang wahai anakku yang sholeh dan nabi yang sholeh.”
 
Di kedua sisi Nabi Adam terdapat dua kelompok. Jika melihat ke arah kanannya, beliau tersenyum dan berseri-seri tapi jika memandang kelompok di sebelah kirinya, beliau menangis dan bersedih. Kemudian Jibril a.s. menjelaskan kepada Rasulullah, bahwa kelompok di sebelah kanan Nabi Adam adalah anak cucunya yang bakal menjadi penghuni surga, sedang yang di kirinya adalah calon penghuni neraka.

Kemudian Rasululullah melanjutkan perjalanannya di langit pertama ini. Tiba-tiba pandangan beliau tertuju pada kelompok manusia yang dihidangkan daging panggang dan lezat di hadapannya, tapi mereka lebih memilih untuk menyantap bangkai di sekitarnya. Ternyata mereka adalah manusia yang suka berzina, meninggalkan yang halal untuk mereka dan mendatangi yang haram.

Kemudian beliau berjalan sejenak, dan tampak di hadapan beliau suatu kaum dengan perut membesar seperti rumah yang penuh dengan ular-ular, dan isi perut mereka ini dapat dilihat dari luar, sehinga mereka sendiri tidak mampu membawa perutnya yang besar itu. Mereka adalah manusia yang suka memakan riba.

Disana beliau juga menemui suatu kaum. Daging mereka dipotong-potong lalu dipaksa agar memakannya, lalu dikatakan kepada mereka: “Makanlah daging ini sebagaimanan kamu memakan daging saudaramu di dunia, yakni menggunjing atau berghibah.”
 
Bertemu para Nabi
Kemudian beliau naik ke langit kedua. Seperti sebelumnya malaikat penjaga bertanya seperti pertanyaan di langit pertama. Akhirnya disambut kedatangan beliau Shalllallahu ‘alaihi wa sallam dan Jibril a.s. seperti sambutan sebelumnya. Di langit ini beliau berjumpa Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Yahya bin Zakariya. Keduanya hampir serupa baju dan gaya rambutnya. Masing-masing duduk bersama umatnya.

Nabi Muhammad Shalllallahu ‘alaihi wa sallam menyifati Nabi Isa bahwa dia berpostur sedang, putih kemerah-merahan warna kulitnya, rambutnya lepas terurai seakan akan baru keluar dari hammam. Karena kebersihan tubuhnya. Nabi menyerupakannya dengan sahabat beliau ‘Urwah bin Mas’ud ats Tsaqafi.

Nabi bersalam kepada keduanya, dan dijawab salam beliau disertai sambutan: “Selamat datang wahai saudaraku yang sholeh dan Nabi yang sholeh.” Kemudian tiba saatnya beliau melanjutkan ke langit ketiga. Setelah disambut baik oleh para malaikat, beliau berjumpa dengan Nabi Yusuf bin Ya’kub. Beliau bersalam kepadanya dan dibalas dengan salam yang sama seperti salamnya Nabi Isa.
Nabi berkomentar: “Sungguh dia telah diberikan separuh ketampanan.” Dalam riwayat lain, beliau bersabda: “Dialah paling indahnya manusia yang diciptakan Allah, dia telah mengungguli ketampanan manusia lain ibarat cahaya bulan purnama mengalahkan cahaya seluruh bintang.”
 
Ketika tiba di langit keempat, beliau berjumpa Nabi Idris a.s. Kembali beliau mendapat jawaban salam dan doa yang sama seperti Nabi-Nabi sebelumnya. Di langit kelima, beliau berjumpa Nabi Harun bin ‘Imran a.s. Separuh janggutnya hitam dan separuhnya lagi putih (karena uban), lebat dan panjang. Di sekitar Nabi Harun tampak umatnya sedang khusyu’ mendengarkan petuahnya.

Setelah sampai di langit keenam, belau berjumpa beberapa nabi dengan umat mereka masing-masing, ada seorang nabi dengan umat tidak lebih dari 10 orang. Ada lagi dengan umat di atas itu. Bahkan ada lagi seorang Nabi yang tidak ada pengikutnya. Nkemudian beliau melewati sekelompok umat yang sangat banyak menutupi ufuk, ternyata mereka adalah Nabi Musa dan kaumnya.

Beliau diperintah agar mengangkat kepala beliau yang mulia. Tiba-tiba beliau tertegun dan kagum karena pandangan beliau tertuju pada sekelompok umat yang sangat banyak, menutupi seluruh ufuk dari segala sisi, lalu ada suara: “Itulah umatmu, dan selain mereka terdapat 70ribu orang yang masuk surga tanpa hisab.”
 
Pada tahapan langit keenam inilah beliau berjumpa dengan Nabi Musa a.s. Seorang nabi dengan postur tubuh tinggi, putih kemerah-merahan kulit beliau. Nabi Shalllallahu ‘alaihi wa sallam bersalam kepadanya dan dijawab oleh beliau disertai dengan doa. Setelah itu Nabi Musa berkata: “Manusia mengaku bahwa aku adalah paling mulianya manusia di sisi Allah, padahal dia (Rasulullah Shalllallahu ‘alaihi wa sallam) lebih mulia di sisi Allah daripada aku.”
 
Setelah Rasulullah melewati Nabi Musa, beliau menangis. Kemudian ditanya akan hal tersebut. Beliau menjawab: “Aku menangis karena seorang pemuda yang diutus jauh setelah aku, tapi umatnya lebih banyak masuk surga daripada umatku.” Lalu Rasulullah Shalllallahu ‘alaihi wa sallam memasuki langit ketujuh. Disana beliau berjumpa Nabi Ibrahim a.s. sedang duduk di atas kursi dari emasdisisi pintu surga sambil menyandarkan punggungnya pada Baitul Makmur, di sekitarnya berkumpul umatnya.

Setelah Rasulullah bersalam dan dijawab dengan salam dan doa serta sambutan yang aik, Nabi Ibrahim berpesan: “Perintahkanlah umatmu untuk banyak menanam tanaman surga, sungguh tanah surga sangat banyak dan sangat luas.” Rasulullah bertanya, “Apakah tanaman surga itu?” Nabi Ibrahim menjawab: “(Dzikir) Laa haula wa laa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adziim.”

Dalam riwayat lain beliau berkata: “Sampaikan salamku kepada umatmu, beritakanlah kepada mereka bahwa surga sungguh sangat indah tanahnya, tawar airnya dan tanaman surgawi adalah Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar”

Kemudian Rasulullah diangkat sampai ke Sidratul Muntaha. Sebuah pohon amat besar sehingga seorang penunggang kuda yang cepat itdak akan mampu untuk mengelilingi bayangan di bawahnya sekalipun memakan waktu 70 tahun. Dari bawahnya memancar sungai air yang tidak berubah bau, rasa dan warnanya, sungai susu yang putih bersih serta sungai madu yang jernih. Penuh dengan hiasan permata zamrud dan sebagainya sehingga tidak seorang pun mampu melukiskan keindahannya.

Kemudian Rasulullah diangkat sampai akhirnya berada di hadapan telaga Al-Kautsar, telaga khusus milik beliau Shalllallahu ‘alaihi wa sallam. Setelah itu beliau memasuki surga dan melihat di sana berbagai macam kenikmatan yang bleum pernah dipandang mata, didengar telinga, dan terlintas dalam hati setiap insan.

Begitu pula ditampakkan kepada beliau neraka yang dijaga oleh malaikat Malik. Malaikat yang tidak pernah tersenyum sedikit pun dan tampak kemurkaan di wajahnya. Dalam satu riwayat, setelah beliau melihat surga dan neraka, maka untuk kedua kalinya beliau diangkat ke Sidratul Muntaha, lalu beliau diliputi oleh awan dengan beraneka warna.

 Perintah Shalat
Pada saat inilah Jibril mundur dan membiarkan Rasulullah berjalan seorang diri. Karena Jibril tahu hanya beliaulah yang mampu untuk melakukan hal ini, berjumpa dengan Allah SWT. Setelah berada di tempat yang ditentukan oleh Allah, tempat yang tidak seorang makhluk pun diizinkan berdiri disana, tempat yang tidak seorang pun makhluk mampu mencapainya, beliau mellihat-Nya dengan mata beliau yang mulia. Sat itu langsung beliau bersujud di hadapan Allah SWT.

Allah berfirman: “Wahai Muhammad.” “Labbaik wahai Rabbku”, sabda beliau. “Mintalah sesuka hatimu”, firman-Nya. Nabi bersabda, “Ya Allah, Engkau telah menjadikan Ibrahim sebagai Khalil (kawan dekat), Engkau mengajak bicara Musa, Engkau berikan Dawud kerajaan dan kekuasaan yang besar, Engkau berikan Sulaiman kerajaan agung lalu ditundukkan kepadanya jin, manusia dan syaithan serta angin, Engkau ajarkan Isa at Taurat dan Injil dan Engkau jadikan dia dapat mengobati orang yang buta dan belang serta menghidupkan orang mati.”

Kemudian Allah berfirman: “Sungguh Aku telah menjadikanmu sebagai kekasihKu.” Dalam Shohih Imam Muslim diriwayatkan dari Sahabat Anas bin Malik, bahwa Rasulullah bersabda:”.. kemudian Allah mewajibkan kepadaku (dan umat) 50 sholat sehari semalam, lalu aku turun kepada Musa (di langit keenam), lalu dia bertanya: “Apa yang telah Allah wajibkan kepada umat anda?”

Aku menjawab, “50 sholat”, Musa berkata, “Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan sebab umatmu tidak akan mampu untuk melakukannya,”maka aku kembali kepada Allah agar diringankan untuk umatku, lalu diringankan 5 sholat (jadi 45 sholat). Lalu aku turun kembali kepada Musa, tapi Musa berkata, “Sungguh umatmu tidak akan mampu melakukannya, maka mintalah sekali lagi keringanan kepada Allah.”
 
Maka aku kembali lagi kepada Allah, dan demikianlah terus aku kembali kepada Musa dan kepada Allah sampai akhirnya Allah berfirman, “Wahai Muhammad, itu adalah kewajiba 5 sholat sehari semalam. Setiap satu sholat seperti dilipatgandakan menjadi 10, maka jadilah 50 sholat.”
Maka aku beritahukan hal ini kepada Musa, namun tetap dia berkata:”Kembalilah kepada Rabbmu agar minta keringanan,” Maka aku katakan kepadanya “Aku telah berkali-kali kembali kepada-Nya sampai aku malu kepada-Nya” 
( Majalah Barokah edisi VI  )

4/17/2015

Game Kehidupan



Alhamdulillah, setelah sekian lama tidak curhat lewat tulisan karena kesibukan dan kemalasan diri sekarang diberi kesempatan untuk sedikit mencurahkan apa yang ada di pikiran.

Kali ini kita berbicara tentang game. Ya, game! Siapa sih yang tidak suka game? Dari anak kecil hinga dewasa, pria-wanita, banyak yang hobi main game. Apalagi di era serba digital ini, dimana game mudah sekali ditemukan, semakin baik kualitasnya dan semakin menggiurkan untuk dimainkan.

Masih ingat di masa kecil dulu saya pertama kali kenal video game dari nintendo, waktu itu belum zamannya main PS. Awalnya kakak yang meminjam dan dibawa main ke rumah, dan sejak itu langsung jatuh cinta. Senangnya lagi ketika orangtua akhirnya membelikan nintendo sendiri untuk kami bermain. Sejak saat itu game menjadi bagian hidup saya.

Banyak orang yang menyatakan main game dapat membuat bodoh/prestasi jatuh, namun saya buktikan tetap bisa di ranking 5 besar kelas meski sering main game di rumah. Tentu ada waktu main, ada waktu belajar, saya berusaha mengimbangi agar tidak ketinggalan.

Dulu orangtua melarang saya bermain PlayStation, kalau Nintendo boleh, Playstation tidak. Hanya ketika di rumah teman saja saya bisa bermain PlayStation. Pernah suatu ketika saat kelas 6, saya diajak teman main di rental PS, tiba-tiba saya menangis dan langsung pulang karena ingat orang tua yang melarang saya. Saya takut kalau ditanya orang tua dan tidak bisa menjawab karena sedari dulu saya tidak suka untuk berbohong. Apalagi karena memang kelas 6 jadi harusnya sudah fokus mempersiapkan UN dan mengurangi bermain.

Pada waktu SMP kakak saya yang sudah bekerja membelikan komputer pertama untuk keluarga saya. Saat itu mulailah beralih dari main game nintendo menjadi game PC. Banyak yang saya mainkan, mulai dari game PC, game house, PSX, GBA, dan lain sebagainya. Salah satu yang saya gemari waktu itu adalah game GBA (Game Boy Advance), selain karena ringan, juga banyak game yang didalamnya terdapat cerita-cerita menarik.

Game yang saya sukai adalah game tipe RPG(Role-Playing Game), game yang punya alur cerita, biasanya menceritakan perjalanan beberapa tokoh yang tergabung dalam kelompok yang awalnya biasa-biasa saja tiba-tiba menjadi sosok pahlawan yang menjadi penyelamat dunia.

Dari game beralur cerita inilah saya bisa sedikit-sedikit belajar bahasa Inggris. Terkadang dulu main game sambil bawa kamus. Tiap ada kata-kata sulit langsung dicari artinya di kamus. Jadi ya lumayan, bisa nambah-nambah vocab dan belajar bahasa Inggris dengan cara yang menyenangkan. Alhamdulillah nilai bahasa inggris saya ketika itu selalu memuaskan.

        Dalam dunia game tokoh sebesar apa pun, awalnya selalu saja hanyalah orang biasa, atau masih kelas rendah, belum punya kemampuan apa-apa untuk mengubah dunia. Ada experience point yang dibutuhkan tokoh untuk naik ke level selanjutnya. Saya suka sekali untuk menjadikan tokoh saya menjadi sangat kuat dan banyak talenta agar semakin mudah mengalahkan lawan-lawannya.

Dalam dunia game semakin lama semakin tinggi tingkat kerumitannya, musuh yang dihadapi juga semakin expert. Namun justru disitulah tantangannya, semakin sulit game semakin menarik untuk dimainkan, semakin kita merasa tertantang untuk memenangkannya.

Namun kita punya kehidupan lain diluar game, dan di kehidupan ini juga ada permasalahan yang harus kita selesaikan. Terkadang kita stres dengan berat/rumitnya permasalahan yang menimpa. Lalu muncullah pertanyaan gila, mengapa tidak menganggap dunia ini sebagai game? Bukankah dalam dunia game semakin rumit permasalahannya justru semakin menarik, semakin membuat kita tertantang untuk menyelesaikan? Mengapa kita tidak menganggap dunia ini sebagai game tiga dimensi yang bisa jadi tingkat kerumitannya lebih kompleks dari game yang pernah kita mainkan selama ini. Semakin menantang bukan?

Bila dalam dunia game kita selalu menginginkan tokoh-tokoh kita menjadi tokoh yang kuat, punya banyak talenta dan terus naik level hingga level tertinggi maka anggap saja diri kita sebagai tokoh itu. Untuk memenangkan permainan sang tokoh harus terus meningkatkan kemampuannya, seperti itu pula kita di kehidupan ini. Kita harus terus meningkatkan kemampuannya dengan memperbanyak belajar dari pengalaman, seperti dalam game yang dikenal dengan istilah exp (experience point).

Semakin banyak pengalaman kita semakin cepat kita naik ke level berikutnya. Biasanya experience point di dapat setelah mengalahkan musuh. Kalau musuh dalam game disini kita analogikan sebagai masalah dalam kehidupan maka pengalaman itu justru kita dapatkan ketika kita mampu bertahan menghadapi masalah. Dan biasanya semakin tinggi level musuhnya semakin besar pula imbalan exp yang akan didapatkan, bila kita analogikan lagi artinya semakin tinggi/rumit level permasalahan yang kita hadapi justru semakin besar kita mendapatkan pengalaman, dan semakin cepat pula kita naik ke level berikutnya.

Inilah yang kemudian saya coba terapkan dalam kehidupan. Saya menyukai tokoh yang kuat, tangguh, dan berkemampuan tinggi dalam dunia game. Seperti itu pula ketika saya menganggap diri saya tokoh utama itu, maka saya akan berusaha menjadikan diri saya semakin baik, terus meningkat hingga level selanjutnya. Tidak mungkin seorang tokoh besar/pahlawan bisa lahir tanpa proses belajar, dan pengalaman yang besar. Dan semua pahlawan dalam game juga awalnya orang biasa-biasa saja, namun karena konsistensinya ia bisa terus meningkat level dan bertambah kemampuannya hingga menjadi seorang pahlawan besar yang mampu menyelamatkan dunia.

Seperti itu pula diri kita. Jangan pernah minder bila hari ini kita bukan siapa-siapa. Tidak punya kepandaian atau keahlian apa-apa, toh semua pahlawan besar juga awalnya bukan siapa-siapa. Yang penting adalah kesadaran kita untuk terus berproses meningkatkan kemampuan diri kita. Ambillah pelajaran dari mana pun bisa kita dapatkan. Jangan pernah ragu untuk belajar, meski terkadang belum tentu yang kita pelajari akan benar-benar kita pakai. Namun setidaknya pengalaman itu akan membuat kita semakin tinggi levelnya. Yang artinya kita akan lebih siap menghadapi berbagai permasalahan yang lebih kompleks di kehidupan ini.

Kemudian dalam game RPG biasanya kita tidak bermain dengan satu tokoh saja. Ada beberapa tokoh yang tergabung dalam kelompok, dan bersama-sama berjuang menyelesaikan misi-misi untuk memenangkan game. Setiap tokoh mempunyai peran masing-masing yang dengannya bisa saling melengkapi untuk menguatkan kelompok.

Seperti itu pula di game kehidupan ini. Kita tidak mungkin berjuang sendirian. Kita membutuhkan teman yang bisa kita ajak bekerjasama untuk bersama-sama berjuang mewujudkan tujuan/cita-cita kita. Kita juga harus tahu peran masing-masing teman kita dan mengkolaborasikannya hingga menjadi kelompok yang kuat. Kalau bahasa kerennya, berjamaah, terorganisir. Dalam bergerak harus bersama-sama dan terorganisir. Karena kebaikan yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kejahatan yang terorganisir.

Bila kita menganggap dunia ini hanyalah permainan maka kita tidak akan terlalu bangga ketika mendapatkan kesuksesan, pun tidak akan terlalu sedih ketika menerima kegagalan/cobaan hidup. Toh semuanya hanya permainan, menang kalah sudah biasa. Asal kita bisa terus belajar dan semakin baik dari hari sebelumnya tidak akan ada masalah. Bila kita anggap dunia ini hanyalah game maka kita tidak akan bangga dengan banyaknya harta, tingginya tahta, atau popularitas kita. Semuanya hanya game, yang ketika kita matikan permainannya akan hilang dan hanya akan menjadi kebanggaan yang semu.

Dalam dunia game kita bisa menjadi kaya raya, atau menjadi seorang raja hingga pahlawan dunia. Namun ketika kita matikan gamenya, kita sadari semua itu hanyalah permainan, tidak berpengaruh apa-apa pada kehidupan kita yang sebenarnya.

Beda Game dengan kehidupan nyata

Meski menganggap sebagai game, tentu terdapat perbedaan mendasar yang akan membedakan keduanya. Bila dalam dunia game, ketika game kita matikan kita tidak akan mendapatkan efek apa pun di kehidupan sebenarnya. Di dunia ini, ketika semuanya telah berakhir akan ada hari pertanggungjawaban. Semua hal yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban, sekecil apa pun itu. Balasan surga bagi yang beriman dan beramal shalih, balasan neraka bagi yang kufur lagi dzalim.

Inilah yang membuat permainan dunia ini jauh lebih menantang dari game yang pernah ada di dunia. Jadi ya, kalau dikatakan permainan ya permainan, tapi tetap harus dijalani dengan serius dan sebaik-baiknya. Toh dalam dunia game, kita juga melakukan yang terbaik agar bisa selamat dari musuh yang mengancam kita dan berhasil mencapai tujuan. Bedanya tujuan tertinggi dari game kehidupan kita adalah jannah sedangkan game overnya adalah neraka yang menyala-nyala. Jadi bersungguh-sungguhlah, tunjukkan yang terbaik, namun tetap jalani dengan senyuman dan hati yang gembira. Selamat datang di game kehidupan!

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka, dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kalian memahaminya?” (QS. Al An’am 32)

وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahuinya.” (QS. Al Ankabut 64)

إِنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۚ وَإِن تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْأَلْكُمْ أَمْوَالَكُمْ

“Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.” (QS. Muhammad 36)

Yogyakarta, 17 April 2015

Sigit Arif Anggoro
T.Fisika UGM ‘12