6/27/2017

Mana Ada Permata yang Tak dicari?

Entah sudah berapa lama saya tidak merasakan jatuh cinta, tidak tertarik membicarakan wanita
Di saat yg lain hampir tiap hari membincangkan si A, membincangkan si B di lain hari, entah kenapa saya sendiri merasa terlalu tabu untuk ikut-ikutan dan merasa belum saatnya, bahkan untuk mendoa minta segera dipertemukan jodoh saja saya merasa belum perlu

Sebagai manusia biasa tentu saja saya pernah jatuh cinta, setiap hari terngiang2 si dia, sampai dibawa doa untuk dijadikan jodohnya. Namun lucunya setelah lama tak berjumpa tiba2 saja perasaan itu hilang entah kemana, apalagi kalau ketemu wanita lain yg dekat dn sering berinteraksi dengan saya.
Saya pun mengamini kebenaran pepatah Jawa "Witing Tresna jalaran saka kulina"
Dan saya sering menambahi sendiri "Yen wis ra kulina tresnane bakalan sirna" untuk menjelaskan hilangnya rasa cinta saya berkali2 :)

Lebih lagi sebagai anak teknik saya selalu belajar bersikap skeptis dan tidak mempercayai perasaan saya. Mungkin sejak saat itulah saya selalu ragu pada perasaan saya, bahkan sering berusaha mengelak dan menghindari jatuh cinta.
Saya terlalu takut bila rasa cinta saya membutakan saya, mungkin takut juga bila tak berbalas.

Meski saya suka sekali dengan tokoh bidam dalam drama Queen Seon Deok karena keahliannya dalam beladiri dan kepandaiannya berstrategi.
Saya cukup geli dengan bidam yang mencoba menggenggam negara demi mendapatkan hati wanita yg dicintainya, Deokman.
Betapa cita2 yg kekanak2an sekali! kata Mishil. Di saat Mishil menaklukkan hati manusia untuk meraih kuasa, anaknya yg satu ini malah sebaliknya, mengejar negara untuk meluluhkan hati wanita yang dicintainya.
Mungkin memang bagi sebagian orang sangatlah romantis cinta bidam ini, ya namanya jg drama Korea, pada akhirnya tetap saja yg dieksploitasi kisah cinta anak manusia

Maka aku pun terus bertanya lalu cita2 apa yang seharusnya diimpikan anak manusia? Cinta seorang wanita seperti Bidam? Kekuasaan tertinggi seperti Mishil? Cinta pada negara dan rakyatnya seperti Deokman? Atau apa?

Cita2 apa yg paling tinggi dn paling layak untuk diperjuangkan seorang anak manusia? Dan aku pun terus berjalan mencari2 jawaban dari pertanyaan penting ini.

Sebagai seorang muslim tentu saja saya sadar tujuan hidup manusia seharusnya adalah beribadah padaNya dan menjadi Khalifah di muka bumi ini

Maka jadilah kedekatan padaNya menjadi tujuan akhir yg semestinya
Namun tentu saja tidak serta merta dunia ini kita tinggalkan, kedekatan itu harus mewujud dalam ketulusan membangun peradaban dunia dan memancarkan cinta kasih pada setiap makhlukNya (tinggi amat ya bahasanya, hehe)

Maka dari sinilah saya jadi tidak tertarik memperbincangkan wanita. Seringkali saya tiba2 suka dengan si A, namun ketika dapat kabar sudah dipinang orang atau sekedar disukai teman saya, seketika hilang rasa suka saya. Dan ini berkali2, jadi seperti kisah Nabi Ibrahim a.s. dengan pencarian Tuhannya.
Ketika bertemu si A, aku berkata "inilah jodohku!" Ketika kemudian menjadi milik orang lain langsung aku beralih "tentu bukan yg ini". Begitu seterusnya sampai aku berkesimpulan "jodohku adalah yang sudah ditetapkan dalam Lauhul Mahfudz untukku seorang"(hehe)

Tentu saja sikap saya ini seringkali jadi buah simalakama. Mana ada permata yang tak dicari? Sebaik2 perhiasan adalah wanita shalihah, katanya.
Siapa yang tidak mau perhiasan? Tentu saja bila ada wanita yang cantik, cerdas lagi shalihah pasti sudah cepet2 dibribik sama laki2 yg tiap hari kerjanya membincangkan wanita tadi. Atau minimal sudah di" cim", diincer untuk jadi pasangannya.

Lha terus nasibku bagaimana kalau terus saja didului mereka yg memang kerjanya tiap hari membincangkan wanita? Disinilah terkadang saya merasakan dilema. Pengen hidup tentram dengan tidak terlalu memikirkan wanita tapi kemudian takut kehabisan jatah wanita cantik jelita, cemerlang nan shalihah, diduluin mereka yg ubyeke tiap hari ngobrolin wanita. Hehe


Tentu benar memang, mana ada permata yang tak dicari? Mana ada permata yang tak diperebutkan di dunia ini? Maka seperti rezeki yang harus dijemput dan diusakan tentu saja suatu saat saya pasti akan mengerahkan segala daya dan upaya untuk menemukan jodoh saya.
Tapi tidak sekarang, bukan sekarang waktunya. Saya masih ingin belajar, mencari ilmu sebanyaknya, mencari jati diri, mengungkap teka-teki kehidupan (halah). Dan tentu saja kemudian berkarir sampai cukup mapan.

Mengapa harus takut kehabisan jatah wanita cemerlang kalau memang sejak awal takdir saya sudah dituliskan?
Dan bila memang sudah ditakdirkan bukankah sebagai hamba sudah selayaknya saya menerima segala karunia, termasuk menerima segala kekurangannya?

Akan tiba masanya nanti untuk mencari penghidupan dan pasangan hidup. Sekarang dipuas2kan dulu mencari ilmu kehidupan. Hehe

"Sembunyi-sembunyilah engkau ke hingga ujung dunia pasti akan tetap kutemukan!
Bukan wanita yang sempurna yang aku cari, melainkan yang mau menerima segala kekurangan, yg mau diajak berpayah2 mewujudkan mimpi, yg mau menguatkan dikala terjatuh, menghibur dikala susah, dan tentunya yang mau diajak  beribadah, semakin mendekat kepadaNya.
Selamat Idul Fitri 1438 H
Mohon maaf lahir dan batin untuk pembaca sekalian.