3/15/2013

Pentingnya Peran Kaderisasi dalam Suatu Organisasi



Setelah beberapa bulan mengamati kegiatan keorganisasian di perkuliahan, ada beberapa hal yang mulai saya pahami terkait dengan kaderisasi. Dulu saat masih di Rohis SMA yang saya pahami kaderisasi tugasnya hanya mengadakan SnT(Sharing and Training), serta mengawasi jalannya liqo. Namun kini saya pahami ternyata peran kaderisasi lebih dari itu. Bahkan keberadaannya menjadi sangat penting hingga terkadang hanya “orang-orang pilihan” yang dimasukkan biro/departemen ini.
Peran pertama adalah menjaga komitmen dari tiap anggota organisasi tersebut. Mungkin inilah mengapa di Rohis SMA dulu anak kaderisasi mengawasi liqo, memang diantara tugas pentingnya adalah menjaga konsistensi dari anggotanya agar tetap terlibat aktif dalam organisasi tersebut. Dalam berorganisasi sering kita jumpai orang-orang yang mulai lepas satu demi satu, tidak lagi berkontribusi aktif dalam organisasinya. Inilah yang menjadi “PR” bagi kaderisasi, bagaimana agar kader tidak ilang-ilangan dan merasa nyaman dalam organisasinya.
Dalam beberapa organisasi, peran kaderisasi ini dimasukkan dalam suatu biro/departemen yang dinamakan PSDM. Bila di tingkat perkuliahan PSDM kepanjangannya Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa. Sesuai namanya, fungsi selanjutnya dari suatu organisasi adalah meng-upgrade kapasitas dari tiap kadernya. Meningkatkan potensi yang ada dalam kader sehingga bisa lebih professional dalam pekerjaannya.
Mungkin inilah mengapa dalam Rohis SMA dulu bidang kaderisasi bertugas mengadakan SnT. Bila dalam perkuliahan bisa jadi SnT ini merupakan upgrading pertama bagi anggotanya. Namun disini yang saya lihat sebelum upgrading, kaderisasi juga memiliki tugas dalam mengadakan oprec(Open recruitment). Open recruitment adalah suatu tahapan untuk perekrutan anggota baru yang disertai dengan beberapa tahapan seleksi hingga sampai pada penempatan di bidang-bidang/departemen tertentu dalam organisasi tersebut.  
Rangkaian Open recruitment bisa berbeda-beda untuk tiap organisasi, sesuai kebutuhan masing-masing. Biasanya dimulai dari pengisian formulir, pengumpulan yang diberi batas waktu tertentu. Lalu ada Stadium General, atau penjelasan lebih lanjut mengenai ketentuan dalam rangkaian oprec nantinya. Setelah SG biasanya ada sesi penugasan, pemberian ‘misi’ yang harus diselesaikan oleh calon anggota. Serta diadakan sesi wawancara untuk lebih mengenal kondisi, kelebihan dan kekurangan calon anggota/pengurus.
Setelah rangkaian oprec mulailah para calon anggota dimasukkan/ditolak dari organisasi tersebut serta ditempatkan sesuai bidang/departemen yang sesuai kapasitas masing-masing. Meskipun umumnya organisasi itu membutuhkan kader, namun terkadang ada pendaftar yang tidak dimasukkan dalam kepengurusan organisasi tersebut. Penyebabnya bisa beragam, bisa jadi tidak mengikuti beberapa sesi di rangkaian oprec(misal tidak hadir wawancara), maupun latarbelakang si calon yang tidak memungkinkan. Sementara penempatan perbidang biasanya ditentukan dari pilihan si calon, namun ada juga yang ditempatkan tidak sesuai pilihannya untuk pemerataan kader tiap bidang.
Setelah anggota diterima, peran kaderisasi selanjutnya adalah meningkatkan kapasitas tiap anggotanya. Biasanya dilakukan dengan mengadakan up grading dalam beberapa tahap, UG 1, UG 2 dan seterusnya. Tiap Up grading yang diadakan harusnya memberikan dampak yang spesifik bagi pribadi kader. Dalam beberapa organisasi kader yang sudah menjalani beberapa tahap up grading dibedakan dengan yang belum.
Seperti dalam pemilihan kabid/kadep terkadang di beberapa organisasi kabid/kadep yang akan diajukan memiki syarat telah mengikuti beberapa tahapan UG. Selain up grading kaderisasi juga berperan dalam pengawasan kinerja tiap departemen. Terkadang tiap departemen juga memerlukan up grading tersendiri. Pada intinya tugas penting kaderisasi adalah untuk meningkatkan kualitas para kadernya.
Begitu pentingnya peran kaderisasi hingga kadang dalam beberapa organisasi statusnya lebih tinggi dari departemen/bidang lain, biasanya disebut biro. Biro bekerja langsung dibawah ketua yang memiliki peran penting dalam peningkatan kualitas tiap kader. Majunya organisasi tentu tak lepas dari majunya SDM pengurusnya maka dari itu peran kaderisasi harusnya dipegang oleh orang-orang yang benar-benar telah terupgrade, berloyalitas tinggi, dan komitmen tinggi untuk memajukan organisasi. Wallohua’lam bisshowwab.

Sigit Arif Anggoro
TF UGM ‘12

No comments:

Post a Comment