3/15/2013

Masihkah Istiqomah?



Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami adalah الله kemudian mereka meneguhkan (pendirian mereka), maka malaikat akan turun kepada mereka (seraya berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati dan bergembiralah kamu dengan (mendapatkan) surga yang telah dijanjikan الله kepada kamu (QS : Fushilat 30).

Sempat tersentak setelah mendengar nasehat mas Musholli, mas’ul KMT(Keluarga Muslim Teknik) X4 dalam sambutannya pada launching KMT X6 Sabtu, 12 Januari kemarin. “Ada dua tipe orang yang menjadi aktivis dakwah kampus. Tipe pertama adalah orang yang menjadikan dakwah sebagai aktivitasnya semata. Ia cukup senang bila waktunya terisi dengan dakwah di kampus, “ ujar beliau.
Namun dakwahnya berhenti ketika ia sudah tidak menjadi pengurus organisasi dakwah tersebut. Ketika jadi pengurus, tampak keren dengan jilbabnya yang gedhe-gedhe, baju muslim serta atribut-atribut lain yang seakan ingin menyampaikan pesan “Isyhaduu bi anna muslimun”. Namun setelah selesai masa tugasnya sebagai pengurus perlahan-lahan atribut-atribut tersebut mulai ditinggalkan. Yang lebih parah lagi bila sampai idealisme yang dulu dipegang teguh perlahan-lahan runtuh, dan mulai hidup seperti orang-orang sekitarnya, kembali menjadi orang biasa.
Yang sering dhuha jadi jarang-jarang dhuha. Yang dulunya sering tahajjud jadi tak pernah tahajjud, parahnya lagi bila subuhnya mulai telat karena bangun kesiangan. Yang dulunya ‘gadhul bashar’(menjaga pandangan) jadi tak malu mendekati lawan jenis. Seakan-akan tak pernah menjadi aktivis dakwah, semuanya izzahnya hilang tak membekas.
Antum termasuk yang demikian? Semoga tidak!!! Tipe kedua adalah yang benar-benar serius menjadikan dakwah ini tujuan hidupnya. Setelah keluar dari organisasi dakwah yang satu, ia akan beralih mencari ‘ladang amal’ yang lain. Berhenti jadi pengurus bukan berarti berhenti berdakwah.
Bagaimana tidak, kita bukan siapa-siapa. Kita bukan ‘veteran’ perang badar yang telah dijamin mendapat ampunan serta surgaNya. Siapa yang bisa menjamin kita akan masuk surga? Padahal cuma jadi ‘veteran’ organisasi dakwah yang kontribusi kita pun sangat kecil bila dibanding perjuangan muslimin lain di medan jihad. Lalu siapa yang menjamin kita akan selamat dari adzab pedihNya??
Bukankah amal itu dilihat dari akhirnya?? Apalah artinya tampak ‘keren’ saat jadi aktivis dakwah, namun pada akhirnya hanya jadi seperti orang biasanya dan membuang jauh-jauh semua idealismenya. Memang tidak mudah untuk istiqomah. Sampai-sampai surat Hud membuat Nabi SAW beruban(karena menyampaikan perintah beristiqomah).

Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar Sebagaimana diperintahkan kepadamu. (QS Hud 112)


Yaa ikhwah, jangan bangga bila ‘pernah’ menjadi aktivis dakwah! Yang kita lakukan masih belum seberapa. Sudahkah kita merasa aman dari adzabNya yang pedih? Bahkan seorang Umar r.a. saja menangis karena takut amalnya tidak diterima. Lalu apa yang membuat diri ini merasa cukup beramal?
Yaa ikhwah, sadarlah dengan atau tanpa kehadiranmu gerbong dakwah akan tetap berjalan. Kemenangan itu pasti. Namun yang jadi pertanyaan apakah engkau terlibat di dalam perjuangannya? Atau justru mundur dan berbalik ke belakang?
"Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali..."(An Nahl 92)


TF UGM ’12   

No comments:

Post a Comment