Kepemimpinan memang sudah menjadi
hal yang lumrah ada dalam suatu kelompok, organisasi, masyarakat hingga bangsa
dan negara. Bahkan dalam lingkup kecil seperti keluarga pun dibutuhkan yang
namanya kepemimpinan. Rasulullah SAW sendiri pernah menyampaikan "Kullukum
ro'in wa kullukum mas'uulun 'an ro'iyyatihi". (Kamu
sekalian adalah pemimpin, dan setiap dari kamu akan dimintai pertanggungjawaban
atas kepemimpinan kalian). Oleh karena itu
sudah selayaknya bagi setiap individu untuk terus belajar, melatih dan
mengembangkan jiwa kepemimpinannya.
Penulis sendiri mulai
banyak belajar kepemimpinan semenjak SMA saat masuk organisasi yang bernama
Rohis SMA N 1 Blora. Sebelumnya memang sama sekali belum pernah yang namanya
ikut organisasi. Meskipun latar belakangnya bersifat keagamaan, disini saya
bisa sedikit banyak belajar dan melatih jiwa kepemimpinan. Semakin terasah
setelah beberapa kali tergabung dalam kepanitiaan acara-acara Rohis.
Dan yang paling besar
pengaruhnya saat diamanahi menjadi ketua panitia TOGSIC (Training Organization
& Studi Islam Ceria). Awal-awal sempat bingung juga dan belum tahu harus
bagaimana (maklum pertama kalinya dipilih menjadi ketua panitia). Saat itu
masih sering minta bantuan dan tanya pendapat teman yang sudah pengalaman saat
hendak mengambil keputusan. Namun lama kelamaan mulai paham, bahwa kita sebagai
pemimpin harusnya bisa ‘mikir’ dan punya pendirian sendiri dalam mengambil
suatu keputusan.
Disini saya belajar
percaya diri, baik dalam berbicara di depan umum maupun dalam mengambil suatu
keputusan. Saya belajar untuk berani mengambil resiko atas keputusan yang
diambil. Memang setiap keputusan ada resikonya, tetapi bila tidak memutuskan
juga pada akhirnya tidak menyelesaikan masalah. Saya juga belajar manajemen dan
pembagian tugas. Pekerjaan yang terlihat besar bisa menjadi ringan bila tepat
dalam pembagiannya pada rekan-rekan panitia lainnya.
Disinilah senangnya
memimpin, kita tinggal membagi pekerjaan tidak perlu capek-capek menanggung
sendiri pekerjaan tadi. Namun yang saya rasakan adalah beban mental yang luar
biasa. Kekhawatiran demi kekhawatiran terus menggelayuti pikiran ini. Khawatir
acaranya gagal lah, khawatir peserta sedikit, khawatir proposal tak disetujui,
dan masih banyak lagi. Memang awalnya terkesan ringan, namun justru sebenarnya
saat menjadi ketua itulah saya menjadi yang paling banyak pikiran dibanding rekan
panitia lainnya.
Dari pengalaman
itulah saya banyak berubah. Dari yang sebelumnya pemalu jadi berani bicara di
depan umum. Dari yang sukanya mengikut pendapat orang, jadi punya pendirian
sendiri. Dan masih banyak lagi. Namun itu semua belum cukup, saya masih banyak
kekurangan dan perlu melatih terus jiwa kepemiminan ini.
Pengalaman yang tak
kalah menariknya adalah saat diamanahi menjadi ketua garda 8 Tjokorda Raka
Sukawati pada PPSMB Pionir Fakultas Teknik UGM. Saya belajar banyak disini.
Ternyata memimpin anak-anak UGM itu tidak semudah sebelumnya. Perlu energi
ekstra untuk menyatukan pendapat dan menggerakkan mereka.
Di SMA dulu biasanya dalam setiap
rapat tidak terdapat begitu banyak masukan/pendapat dari para pesertanya.
Sementara dalam kelompok garda teman-teman begitu banyak yang berpendapat dan
memberikan masukan (maklum orang-orang pintar kali ya :D). Di satu sisi memang
membantu, tapi efek lainnya pengambilan keputusan menjadi sulit karena setiap
anak punya pendapatnya sendiri-sendiri. Butuh waktu cukup lama untuk menentukan
langkah bersama dalam penyelesaian ‘hadiah-hadiah’ yang diberikan pada garda.
Seperti biasanya, saya pun membagi
tugas dalam beberapa tim dan menunjuk satu PJ untuk tiap-tiap ‘hadiah’ yang
akan diselesaikan. Ternyata yang sulit memang diawalnya, setelah tugas dibagi
mereka mengerjakannya dengan sangat baik. Saya tinggal mengecek masing-masing
dan menanyakan kebutuhan tiap PJ untuk menyelesaikan satu ‘hadiah’ yang ia
emban. Bila ada yang telah selesai dahulu kita alihkan tenaganya untuk membantu
tim-tim lain.
Alhamdulillah, pada akhirnya semua
tugas-tugas yang diberikan pada garda dapat diselesaikan tepat waktu. Tinggal bersiap
menghadapi hari ‘H’ PPSMB Pionir. Namun saat PPSMB terlihat saya sendiri masih
banyak kekurangan dalam memimpin. Kurang tegas, kurang bisa memberi contoh dan
masih banyak lainnya. Saya masih terus belajar setelah itu.
Setelah dimulai masa-masa perkuliahan,
saya yang merasa masih kurang terlatih benar jiwa kepemimpinannya ini
memutuskan mengikuti berbagai organisasi mahasiswa di tingkat Fakultas. Mulai
dari BEM KMFT, KMT, KMTF hinggal SKI jurusan. Selain di dalam kampus, kebetulan
saya juga mendapat amanah untuk mengurus farohis(forum alumni Rohis) SMA 1
Blora periode 2012-2013.
Pada akhirnya banyak pengalaman
yang saya dapatkan setelah beberapa bulan mengikuti organisasi-organisasi tersebut di atas. Akan sangat
banyak yang bisa diceritakan. Namun untuk saat ini sepertinya saya cukupkan dua
pengalaman di atas, saat memimpin acara TOGSIC dan memimpin garda 8. Dua
pengalaman tersebut menjadi sangat berkesan karena menjadi lejitan awal dalam
pembentukan jiwa kepemimpnan diri ini. Wassalamu’alaikum
No comments:
Post a Comment