Tepat Sabtu 6 April 2013 kemarin
diselenggarakan launcing FLP (Forum Lingkar Pena) cabang Yogyakarta di gedung
teatrikal pusat bahasa UIN. Pagi itu saya yang hendak menghadiri syuro MO KMT
melihat pamfletnya di mading mustek. Langsung tertatik, namun karena ada
kewajiban syuro saya ikut syuro dulu sampai puul 10.00 WIB. Pagi itu kita memabahas
penerbitan buletin grafika. Ada banyak masalah memang, mulai dari tulisan yang
batas maksimum. Juga yang tidak kalah penting masalah sponsor dan dana yang
masih kurang. Akhirnya diputuskan kita akan mencari sponsor lagi dan deadline
penerbiatannya 19 April nanti.
Setelah syuro saya langsung
menuju UIN Sunan Kalijaga, seelumnya sempat mengajak teman dari MO yang ikut
syuro tetapi karena tidak mau saya putuskan untuk berangkat sendiri. Sampai
disana ketemu mas Wimas, alumni MO juga yang saat ini menjadi pemandu saya di
halaqah lembaga KMT. Langsung disambut baik dan mengisi daftar hadir serta memgambil
formulir pendaftaran.Telat banget memang, tapi nekat saja aku tetap datang danmengikuti
acara yang sudah sampai di pertengahannya.
Sat itu mas Sholli selaku ketua
FLP dan juga mantan mas’ul KMT yang sedang berbicara, menjelaskan mengenai FLP
itu sendiri. FLP bukan hanya kumpulan penulis yang sudah menerbitkan
karya-karyanya namun juga menjadi wadah bagi mereka yang mau aktif menulis dan
berproses untuk menjadi seorang penulis handal.
Bergabungnya seseorang ke FLP bukanlah jaminan untuk bisa menajdi
seorang penulis buku best seller, tergantung orangnya sendiri namun yang jelas
setiap penulis membutuhkan komunitas begitu yang saya tangkap dari pidatonya.
Setelah selesai dan menjawab beberapa
pertanyaan mengenai FLP maupun oprec kali ini, tibalah saatnya untuk mengikuti
workshop dari bapak Kun Geia salah satu alumni FLP yang telah banyak berpengalaman
dalam dunia kepenulisan. Beliau meski awalnya datang tidak sebagai pembicara
namun saat diminta mengisi tetap bisa memeriahkan acara pagi itu. Kami ditawari
untuk sekedar mendengar atau praktek langsung. Dan kami pun di’paksa’ secara halus
untuk mengikuti pilihan kedua yakni praktek langsung.
Sebelumnya kami diberi beberapa teori
singkat bagaimana agar memaksimalkan potensi menulis. Mulai dari mengenali diri
sendiri, menentukan topik dan membuat mind mapping itu satu tips dari beliau.
Tidak kalah pentingnya adalah sedekah, termasuk sedekah ilmu. Artiya semua tips
dan trik menulis yang didapakannya hendaknya disebarkan agar semakin bertambah
ilmunya.
Beliau juga memaparkan rahasia
bagaimana beliau menulis skripsi hanya dalam dua minggu. Salah satu caranya adalah
denan menulis terus tanpa berhenti dengan mata tertutup. Jangan pedulikan
kesalahan, kesalahan kita koreksi nanti. Yang menyebabkan pembuatan tulisan menjadi
lama adalaah saat kita menulis dan pikiran kita juga kita curahkan untuk
mengoreksi tulisan tersebut. Bila dua hal tadi kita lakukan bersamaan tentunya
akan menghambat dan mengurangi kecepatan menulis.
Ketika ditanya apa tujuan beliau
menulis, beliau menjawab pertama agar menjadi orang paling terkenal, kedua agar
menjadi orang yang kaya raya, dan ketiga menjadi orang yang digandrungi wanita.
Kok seperti itu ya?? Lalu beliau jelaskan satu persatu maksudnya. Menjadi orang
paling terkenal, karena bila dikenal maka orang akan makin banyak orang yang
bisa ia pengaruhi (dalam hal kebaikan tentunya). Hingga bila seseorang telah
berubah dan berbuat baik asbab karya beliau tentunya itu bisa memberatkan
timbangan beliau di yaumil hisab
nanti.
Apa yang membedakan R.A. Kartini
dan Dewi Sartika? Kita hafal tanggal lahir R.A. Kartini dan tidak mengetahu
hari lahir Dewi Sartika padahal keduanya sama-sama pejuang di masanya. Apa yang
membedakan? Salah satunya karena menulis! R.A. Kartini menulis sedang Dewi
Sartika tidak. Itulah ajaibanya menuis, seorang masih bisa dikenang dan
mempengaruhi orang-orang lainnya meskipun ia telah tutup usia karena
tulisan-tulisannya masih bisa dibaca berbagai kalangan dari masa ke masa.
Menjadi kaya raya agar bisa
menghajikan keua orang tuanya, belau pernah suatu ketika karena mengejar hadiah
mengikuti perlombaan pembuatan novel dan beliau bersungguh-sungguh mengejar
hadiahnya agar bisa menghajikan orangtuanya. Namun sayangnya, beliau dapat
peringkat empat, padahal yang dapat hadiah sampai peringkat tiga saja. Mungkin
ini teguran dariNya agar meluruskan niat dalam menulis. Digandrungi wanita,
maksudnya adalah di akhirat nanti mendapatkan banyak bidadari yang menemaninya.
Kami pun mulai memraktekkan apa
yang sudah dijelaskan tadi. Kami diminta menulis mengenai tema yang terserah
kami sendiri dan diberi waktu tiga menit untuk menulis secara cepat, terus
menerus dan mata tertutup. Susah memang, tapi seperti yang beliau katakan
jangan pedulikan kesalahan, ada waktu sendiri untuk mengedit nantinya. Kami pun
terus menulis, dan bila sewaktu-waktu kehabisan ide beliau menyuruh menulis
saja apa yang di pikiran kita seperti “Bingung, kehabisan ide,” dan sebagainya
yang penting tak berhenti menulis.
Waktu habis, dan diberikan
kesempatan bagi peserta workshop yang mau membacakan hasil tulisannya. Maka seorang
peserta ikhwan memberanikan diri membacakan tulisannya. Beliau ternyata telah
menerbitkan tiga buah novel. Dan tulisan ini adalah spoiler atau bocorannya untuk novel yang segera diterbitkannya.
Bertemakan revolusi di Mesir seisi ruangan dibuat merinding dengan apa yang
dituliskannya dalam tiga menti tadi. Wow, keren! Dalam waktu sesingkat itu bisa
menulis sebaik itu? Tak heran beliau sudah berpengalaman menulis novel.
Lalu disusul satu peserta akhwat
yang membacakan tulisannya. Meski tak sebagus sebelumnya, keberaniannya untuk
mecoba patut diacungi jempol. Lumayan lah bagi pemula! Bila dalam tiga menit dapat
menulis satu halaman maka dalam setengah jam saja kita mampu menulis dua puluh
halaman bila dengan mata tertutup. Begitulah ajaibnya trik yang diajarkan tadi.
Sunggguh menyenang kan bisa
mendapat ilmu dan tips trik menulis dari launching FLP pagi itu. Seusai acara, saya
langsung membulatkan tekad untuk mendaftar dan mengisi formulir yang
disediakan. Yah, memang saya belum punya tulisan seperti yang lainya, tetapi
justru karena itulah saya perlu berteman dengan orang-orang lain yang sudah lebih advance dari saya agar saya bisa terus
berkembang dan bis mewujudkan impian untuk menjadi penulis buku islami best
seller. Semoga ini menjadi awal yang baik dari karir kepenulisan saya. Aaamiin.
Sigit
Arif Anggoro
Teknik
Fisika UGM ‘12
No comments:
Post a Comment