Dalam buku impian yang saya
buat. Salah satu poin yang saya tuliskan adalah menjadi penulis buku islami
best seller! Ya, sudah mantap untuk terjun ke dunia dakwh kepenulisan. Kenapa best
seller? Bukan untuk pamer tentunya tetapi lebih agar karya kita benar-benar
bisa bermanfaat bagi sebanyak mungkin manusia dan agar turut berperan serta
dalam mengubah dan memperbaiki dunia.
Menulis memang akhir-akhir ini
menjadi hal yang saya cintai. Dulunya saya termasuk orang yang tidak suka
pelajaran bahasa, tidak suka menulis. Namun setelah banyak membaca karya-karya tokoh
muslim berpengaruh seperti Harun Yahya, Salim A Fillah dan lainnya saya jadi
tertarik dengan dunia tulis menulis. Bayangkan, dengan tulisan seseorang mampu
mengubah pemikiran jutaan manusia, mampu mengubah opini masyarakat dunia.
Alangkah baiknya bila yang kita bawakan adalah suatu kebaikan, sesuatu yang
berasal dari Rabb kita yakni al-islam!
Dengan menulis, seseorang tanpa perlu
berjumpa langsung mampu mengingatkan para pembacanya dari seluruh penjuru
dunia. Tidak dipungkiri, setiap muslim
seperti yang rasul sabdakan mempunyai kewajiban untuk menyampaikan risalahNya walau
hanya satu ayat. Setiap muslim mempunyai kewajiban untuk berdakwah! Tidak usah
menunggu jadi ustadz, cukup kita dakwahkan apa yang sudah kita pahami dari
syariat dan agamaNya ini.
Lalu seperti apa kita akan
berdakwah? Seperti apa dakwah yang paling efektif dan paling cepat mengubah
suatu peradaban? Bisa dengan dakwah bil
lisan(secara langsung bertatap muka dengan objek dakwah), maupun dakwah kepenulisan. Semua punya
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Saya sendiri lebih menyukai dakwah
dengan tulisan. Mengapa?
Pertama, dakwah dengan tulisan lebih cepat
menyebar, lebih banyak yang bisa menerima. Melalui tulisan, dalam waktu singkat
jutaan manusia dapat terjangkau oleh dakwah kita. Bayangkan, dengan menulis
satu buku saja bila tersebar luas, kita mampu menyampaikan pesan kita kepada
ribuan manusia tanpa perlu bertatap muka. Semakin cepat pesan itu tersebar,
akan semakin cepat pula perubahan terjadi.
Kedua, dengan tulisan dakwah yang
disampaikan dapat lebih diyakini kebenaran dan kevalidannya. Sehebat apapun
manusia tetap tidak dipungkiri salah dalam menyampaikan informasi secara lisan.
Beda dengan dakwah kepenulisan yang pasti akan diadakan pengeditan, dan
pengecekan ulang sebelum diterbitkan. Meskipun kemungkinan kesalahan masih akan
tetap ada, namun itu relatif lebih kecil bila dibanding dakwah secara lisan.
Ketiga, di zaman majunya
informasi dan komunikasi seperti sekarng ini. Informasi akan lebih cepat
tersebar melalui tulisan. Bayangkan melalui satu status saja, seorang bisa
menyampaikan ke jutaan orang lainnya lewat sosial media. Masih banyak lagi
keajaiban-keajaiban dari dakwah kepenuulisan. Itulah mengapa saya putuskan
untuk serius belajar dan menekuni dakwah kepenulisan ini. Namun demikian tidak
dipungkiri dakwah secara langsung, dan bertatap muka juga diperlukan, apalagi
untuk urusan thollabul ilmi,
selamanya ada sisi-sisi yang tidak bisa digantikan oleh tulisan, yang harus
bertemu langsung dengan para guru yang sudah mumpuni dalam bidangnya
masing-masing.
Dari mimpi itulah saya putuskan
untuk mendaftar FLP Yogyakarta. Meskipun
saya tahu saya belum punya karya berarti. Sempat minder juga dengan teman-teman
FLP yang sudah banyak karyanya. Namun seseuai nasehat pak Geia, justru dengan
melihat orang-orang yang sudah hebat dalam dunia kepenulisan harusnya kita jadikan
motivasi tersendiri untuk membuktikan saya juga bisa, dan bahkan insyaAllah
bsia menjadi yang lebih baik dari mereka!!Allohu Akbar!!
Dengan bergabung FLP inilah saya
harapkan saya mulai benar-benar serius dalam belajar menulis, dan memperbaiki
tulisan saya. Seperti yang disampaikan mas Sholli dalam launching kemarin “FLP
ini bukanlah tempat bagi yang sudah banyak karyanya saja, namun juga wadah bagi
mereka yang mau berporses.” Memang sesuai kata beliau juga FLP ini tidak akan
menjamin kita bisa menulis buku best seller. Namun setiap penulis tetap
membutuhkan komunitas, imbuh beliau.
Setidaknya dengan bergabung FLP
saya dapat belajar dari mereka yang sudah ahli dalam dakwah kepenulisan. Berteman dengan para ahli pun menjadi
motivasi tersendiri untuk terus belajar dan berkarya dalam dakwah kepenulisan. Semua
yang saya upayakan ini, dalam rangka mewujudkan cita-cita yang lebih tinggi
lagi yakni mengembalikan kemuliaan dan kejayaan Umat Islam di Negeri ini pada
khususnya dan dunia pada umunya. Saya harap bersama FLP,dan melalui dakwah
kepenulisan ini tujuan besar tersebut bisa benar-benar kita wujudkan bersama.
Aamiin. Wallohua’lam bisshowwab.
Sigit
Arif Anggoro
TF
UGM ‘12
No comments:
Post a Comment