Kesibukan terkadang dijadikan
alasan bagi sebagian orang untuk meninggalkan suatu jenis ibadah maupun amalan
sunnah yang dicontohkan Nabi SAW. Contohnya saja Dhuha, untuk satu jenis ibadah
ini terkadang orang dengan tenangnnaya meninggalkan dengan alasan “sibuk”.
Sibuk kuliah lah, sibuk kerja, sibuk bepergian, tak sempat menunaikan dhuha.
Mereka berkeyakinan kesibukan yang mereka jalankan juga satu bentuk ibadah
sehingga merasa baik-baik saja bila meninggalkan ibadah lain seperti dhuha ini.
Namun benarkah demikian? Bila
mereka katakan tak punya waktu, kita jawab lalu sebenarnya siapa yang memberi
waktu 24 jam? Bukankah waktu yang kita miliki semuanya adalah pemberiannNya? Lalu
mengapa bila dihadapkan perkara agama justru kita katakan tak punya waktu?Bukankah
tujuan kita hidup di dunia ini untuk beribadah kepadanya?
Mayoritas kita telah mengetahui
bila tujuan idup untuk beribadah kepadaNya namun dalam praktiknya sering sekali
kesibukan lain yang bukan ibadah justru membuat kita lalai dari ibadah-ibadah yang
telah jelas keutamananya. Bahkan parahnya lagi bila yang wajib sampai
ditinggalkan karena kesibukan. Sungguh suatu kebodohan bila tahu tujuan hidup
untuk beramal sebanyak-bayaknya namun ketika tiba waktu untuk beramal ia malah
meninggalkannya dengan kesibukan lain yang tidak ada nilai ibadahnya.
Mereka katakan ibadah tidak
harus dalam wujud ritual seperti sholat, baca qur’an dan sebagainya. Ya, kita
setuju, makna ibadah dalam islam memang luas tidak sebatas yang demikian, namun
bukan baerarti ibadah2 tesrsebut kita tinggalkan. Amalan yaumiyah seperti
dhuha, tahajjud, baca qur’an tentunya memiliki banyak fadhilah yang bisa kita
ambil. Terbukti Rasulullah, para sahabat dan orang-orang shalih dari ummat ini
tak pernah meninggalkan amalan-amalan tersebut meskipun dalam kondisi yang
sibuk.
Sebenarnya bila kita
hitung-hitung waktu yang dihabiskan untuk ibadah-ibadah harian tidaklah lama.
Dhuha misalnya, dua rokaat paling lama 5 menit, empat rokaat saja paling-paling
hanya menghabiskan waktu 10 menit. Baca qur’an? Bila bacaan anda normal
luangkan satu jam saja maka anda akan mendapat 1 juz, apa susahnya meluangkan
satu jam dari 24 jam sehari? Sholat wajib juga ringan, bila sekali sholat butuh
waktu 10 menit maka lima kali sholat tidak akan sampai satu jam, masih sangat
luang bukan?
Begitu pula dengan hafalan qur’an ambil setengah jam saja maka insyaAllah satu
sampai lima ayat akan kita hafalkan. Bila mampu istiqomah, 5 ayat perhari maka
insyaAllah dalam empat tahun saja kita bisa hafal qur’an. Belajar agama?
luangkan sejam untuk ngaji, nonton kajian di TV, baca buku atau baca dari internet
sudah banyak ilmu yang kita dapatkan. Total amalan tadi tidak akan menghabiskan
4 jam dalam sehari! Masih punya sisa 20 jam, masih bisa kita gunakan untuk
tidur, bekerja, belajar, makan dan banyak lagi.
Sudah selayaknya kita yang
diberi waktu 24 jam oleh Allah untuk meluangkan waktu dalam amal yaumiyah, dan
untuk urusan agama lainnya karena memang tujuan kita hidup adalah untuk beribadah
kepadaNya dan mencari keridhoanNya. Alangkah anehnya bila ada orang yang duduk
menunggu kereta namun ketika kereta itu datang ia malah sibuk bermain. Ini sama
saja melupakan tujuan awalnya. Begitu pula kita yang tahu tujuan hidup untuk
beribadah harusnya sesibuk apapun kita tetap mampu meluangkan waktu untukNya. Bila
tidak demikian maka sama saja kesibukan telah membuat kita lupa dari tujuan
hidup kita, ini satu masalah!
Jadi, luangkan waktu untuk Robbmu
yaa ikhwah, insyaAllah Allah akan melapangkan dan memudahkan segala urusanmu.
Wallohu a’lam bisshowwab
Sigit Arif Anggoro
Teknik Fisika UGM '12
No comments:
Post a Comment