Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata,’ Saya mendengar Rasulullah
Saw bersabda, “Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya,
jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah)
dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)
Sudah selayaknya bagi seorang
muslim untuk saling mengingatkan dan mencegah kemungkaran. Bila tidak mampu
dengan tangan, maka rubahlah dengan lisan/tulisan, bila tidak mampu maka
rubahlah dengan hati. Bila mengubah dengan hati adalah selemah-lemah iman maka
apalah artinya bila menyetujui/ridha terhadap kemaksiatan
tersebut?Na’udzubillah! Untuk itulah saya coba sempatkan untuk menulis
tanggapan terhadap rencana acara puncak Miss World yang akan di selenggarakan
di Bogor nanti.
Bagi muslim sejati harusnya kita
tahu ajang Miss World ini sangat bertentangan dengan budaya islam. Betapa
tidak, banyak diantaranya yang lebih terkesan ke arah pamer aurat, buka-bukaan
dan ajang pakaian minim yang dengannya dianggap kriteria dari ratu sejagat. Ini
sangat bertentangan dengan nilai-nilai islam yang terus berusaha menjaga dan
melindungi kehormatan seorang wanita dengan jalan menutup aurat. Aurat wanita
bukanlah barang biasa yang bisa dinikmati oleh siapa saja karena itu adalah
“perhiasan” yang hanya boleh ditampakkan pada orang-orang yang telah halal
baginya.
Sebagai negara dengan mayoritas
muslim, harusnya pemerintah mampu menghormati nilai-nilai islam yang melarang
keras budaya pamer aurat. Untuk mengikuti dan mengirimkan perwakilan saja itu
sudah menyakiti hati umat islam yang teguh pada prinsipnya, apalagi hendak
menyele ggarakan puncak acaranya di Indonesia. Hal ini tentu akan lebih
menyakitkan umat islam Indonesia. Seakan-akan kita telah menyetujui atau pun
ridha dengan kontes kecantikan ala Miss World ini.
Kita ketahui bersama bahwa
turunnya azab Allah bukan hanya karena ada orang-orang yang berbuat
kemungkaran, namun juga karena orang-orang alim yang mengetahui mana yang benar
mana yang salah namun tidak mau mengingatkan dan mencegah kemunkaran. Apa yang
akan kita katakan di pengadilan Allah nanti ketika ditanya mengapa kita biarkan
ajang maksiat ada di negeri kita? Na’udzubillah.
Mengomentari tanggapan gubernur bandung yang mengatakan diacara puncak nanti
akan menggunakan pakaian yang lebih sopan dan mereka akan memperingatkan untuk
memakai pakaian yang lebih sopan. Maka disini kembali saya katakan, ini bukan
hanya masalah ketika acara puncak nanti ada pamer aurat atau tidak. Tapi dengan
menyetujui pengyelenggaraan puncak acara di Bogor, maka secara tidak langsung
kita juga telah menyetujui serangkaian kegiatan Miss World yang telah
berlangsung dan lebih ke arah pamer aurat itu.
Ini tetap tidak bisa dibenarkan.
Membiarkan dan menyetujui penyelenggaraan puncak acara di Blogor sama saja
ridha terhadap acara keseluruhannya. Ridha terhadap ajang Miss World ini sama
saja ridha terhadap suatu kemaksiatan. Sedangkan ridha terhadap kemaksiatan
juga berarti suatu kemaksiatan.
Selain itu yang perlu disayangkan
adalah hilangnya izzah masyarakat muslim itu sendiri. Patut disayangkan, kita
umat Islam kini yang harusnya dengan tegas menolak segala kemungkaran malah terbiasa
dengan kemungkaran itu sendiri hingga tidak merasa malu lagi. Yang seharusnya
menolak kontes kecantikan seperti Miss World ini, malah berbalik menyukai dan
mendukungnya. Malah kita sudah membuat program-program tandingan yang dibuat
untuk masyarakat indonesia sendiri seperti Miss Indonesia maupun putri
Indonesia.
Sangat disayangkan karena input
yang diterima memang lebih sering dari TV maupuan media lain yang idealnya pro
budaya barat kita jadi tak malu lagi mengikuti kebiasaan mereka yang
jelas-jelas bertentangan dengan budaya islam. Setidaknya ormas islam yang ada
hendaknya bersatu untuk meengajukan
protes dan mencegah di selenggarakannya acara ini di bumi pertiwi. Seperti dulu
ketika menolak konser Lady gaga, harusnya kita juga bisa bekerjasama lagi untuk
menlolak acara puncak Miss World yang akan diselenggarakan di Bogor nanti.
Semoga acara ini benar-benar
dibatalkan atau tidak dilaksanakan di Indonesia dan semoga umat islam Indoensia
lebih sadar lagi dengan nilai-nilai agamanya yang memberikan aturan yang jelas
di setiap sisi kehidupan termasuk dalam menjaga kehormatan dan menjaga aurat
ummatnya. Wallohua'lam bisshowwab.
Sigit
Arif Anggoro
TF
UGM ‘12
No comments:
Post a Comment