Cukup menarik bila
mencoba mengingat kembali masa-masa SNMPTN dahulu. Masa-masa ketika belum dapat
kuliahan, masa-masa galau milih jurusan, masa-masa tak tentu arah, tak tahu
akan kemana nasib membawa kita. Ya, kelas 3 SMA memang menjadi masa-masa yang
gamang, penuh rasa wasa-was, penuh ketakutan dan kecemasan. Meski sekedar untuk
memilih jurusan.
Bagi orang-orang yang belum
ada rencana jauh-jauh hari, memilih jurusan tentu menjadi hal yang tidak mudah.
Banyak pertimbangan, banyak perhitungan. Dari mulai melihat minat diri, hingga
menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Salah memilih jurusan bisa fatal
akibatnya, itulah yang membuat saya was-was dahulu.
Ketakutan demi ketakutan
terus menggelayuti pikiran ini. Takut tidak sesuai kemampuan, takut tidak
diterima, takut tidak prospek ke depannya. Ketakutan-ketakutan itu membuat
semakin galau dalam menentukan jurusan mana yang akan kita pilih. Hingga
terkadang kita perlu merenung dan berulangkali berfikir untuk mengambil
keputusan.
Seperti itu pulalah
yang saya alami saat memilih jurusan yang sekarang saya tekuni ini. Butuh waktu
yang lama untuk memantapkan hati memilih jurusan yang satu ini. Banyak yang
dipertimbangkan. Butuh berulangkali perenungan hingga akhirnya memutuskan
memilih jurusan teknik fisika dengan prodi Fisika Teknik UGM.
Berawal dari chat
dengan kakak kandung saya, saya mulai mengenal jurusan ini. Masih ingat dulu
saya minta pendapat kakak saya yang sudah bekerja di Padang mengenai pemilihan
jurusan ini. Sejak awal memang sudah ada keinginan untuk memilih di teknik,
meski belum tahu pasti akan masuk teknik apa. Mungkin terpengaruh kakak
laki-laki juga yang telah bekerja di
bidang engineering.
Mengapa memilih teknik?
Banyak alasannya. Yang pertama karena saya anak IPA. Ya memang telah menjadi
kebiasaan untuk menghitung dan belajar mapel eksak seperti matematika dan fisika,
saya kira teknik inilah yang pada akhirnya bisa benar-benar sesuai dengan apa
yang saya pelajari waktu di SMA. Saya tidak ingin ilmu yang sudah susah-susah
saya pelajari ini pada akhirnya tidak saya terapkan. Itulah mengapa saya tidak
ingin masuk ke ranah lain seperti polisi, TNI, kedokteran, maupun keguruan.
Lalu yang menjadi
pertanyaan selanjutnya adalah mau milih teknik apa? Awalnya sempat kepikiran
antara teknik elektro (karena mirip-mirip jurusan kakak saya) atau teknik kimia
(karena sama dengan jurusan ipar saya). Namun saya masih bingung, ada juga
keinginan di teknik Industri. Saya masih bingung dan tidak bisa membedakan
dengan baik masing-masing jurusan.
Untuk itulah saya
tanyakan ke kakak saya tadi. Saya langsung bilang, punya kelebihan di mapel
fisika. Biasanya nilai saya bagus yang fisikanya. Lalu kakak saya pun langsung
menyarankan untuk mencoba teknik fisika. Beliau bilang akhir-akhir ini banyak
dicari anak teknik fisika.
Saya yang waktu itu
belum tahu kalau ada jurusan yang satu ini langsung searching di google,
mencari tahu apa pun mengenai jurusan ini. Tulisan demi tulisan saya baca satu
persatu. Mulai dari wikipedia hingga blog sejumlah orang yang ternyata ada
banyak diskusi di kirimannya mengenai teknik fisika ini, sejak itulah saya mulai
tertarik.
Apa yang membuat saya
tertarik? Diantaranya karena jurusan ini sifatnya lebih meluas, bukan mendalam.
Disini kita pelajari dasar-dasar dari setiap ilmu keteknikan. Itulah yang
menjadikan kita punya banyak pengetahuan dari berbagai jurusan di teknik meski
tidak secara mendalam.
Karena meluas maka akan
memungkinkan dalam pengembangan teknologi yang lebih maju kedepannya. Kita
tidak mati mempelajari suatu bidang keteknikan, tetapi mampu menjembatani semua
serta mampu menjadi pengembang teknologi baru di dalamnya. Inilah yang membuat
saya tertarik.
Selain itu melihat
realitas dunia kerja, kebanyakan perusahaan tidak akan langsung mempekerjakan fresh graduatenya. Mereka akan lebih
dahulu mengadakan training bagi setiap pekerja baru. Ini karena tak jarang
pekerjaan yang akan mereka lakukan ternyata berlainan dengan ilmu yang selama
ini dipelajarinya di bangku perkuliahan. Tak jarang para fresh graduate ini harus belajar lagi dan mulai dari nol sebelum
benar-benar siap bekerja di perusahaannya.
Inilah yang menjadi
kelebihan anak teknik fisika. Karena kita pelajari berbagai bidang keteknikan
secara meluas, kita akan lebih siap untuk bekerja di berbagai kondisi. Ini
karena kita telah dibekali oleh dasarnya yang pada akhirnya siap dikembangkan
untuk berbagai bidang yang dibutuhkan di dunia kerja nantinya. Kita cenderung lebih
mampu untuk beradaptasi di berbagai kondisi dan tuntutan pekerjaan nantinya.
Selain itu, jurusan ini
juga tergolong masih langka. Tercatat baru ada lima Perguruan Tinggi yang
memiliki jurusan ini. Tiga Jurusan dari Perguruan Tinggi Negeri, yakni ITB, UGM
dan ITS. Sedangkan dua lainnya dari Perguruan Tinggi Swasta, IT Telkom dan
UNAS.
Dahulu ketika ditanya
orang lain, baik guru maupun teman-teman lain “Hendak melanjutkan ke mana?” saya
jawab Teknik Fisika UGM. Padahal waktu itu masih belum yakin juga akan memilih
jurusan ini atau tidak, masih galau sebenrnya. Namun saya mencoba menutupi,
dan mencoba untuk terlihat yakin dan
punya gambaran ke depan. Mungkin karena keseringan mengatakan demikian pada
akhirnya saya benar-benar memilih Teknik Fisika UGM di jalur undangan
Awalnya ingin milih di
FTI ITB. Saya tertarik dengan Teknik Fisika disana. Sepertinya Teknik Fisika di
ITB memang jauh lebih baik dari yang di UGM. Namun karena melihat teman-teeman
lain banyak yang memilih ITB di jalur undangan, dan saya kira akan saingan
sendiri maka saya memilih mundur dan menetapkan memilih Teknik Fisika UGM (maklum
SMA saya tidak terlalu favorit bila dibandingkan SMA lain se-Indonesia, tidak
banyak yang bisa lolos jalur undangan). Hal yang menjadi pertimbangan lainnya
adalah karena dari tulisan-tulisan yang saya baca di beberapa blog Teknik Fisika
UGM juga tidak kalah baiknya terutama dalam bidang energinya.
Apakah cukup demikian?
Ternyata tidak, ternyata ketakutan demi keteakutan masih menggelayuti pikiran
ini. Takut ternyata tidak prospek. Takut karena kalah saing karena lulusannya
yang masih sedikit. Takut tidak sebaik yang dibanyangkan. Dan yang paling besar
takut tidak diterima!!
Masih teringat jelas
malam hari tepat sebelum pengisian pilihan SNMPTN Undangan. Malam itu malam
Jumat Pon, kebetulan saya sedang ngaji di masjid dekat Alun-alun Blora, Masjid
Baitunnur. Ketika itu saya memantapkan hati untuk meilih protdi Fisika Teknik
sebagai pilihan pertama untuk SNMPTN undangan. Saat itu saya kirim sms ke
teman-teman saya, meminta doa dan dukungan mereka.
Masih teringat saat itu
saya sampai menangis karena bercampurnya perasaan di hati. Antara takut, harap,
cemas, dan waswas, semua ini terbalut dalam ketawakkalan yang membuat saya
mantap untuk menanggung segala resiko
atas pilihan yang saya buat. Saya yakin Alloh tidak akan menguji seseorang
melebihi kemampuannya.
Setelah memlih Fisika
Teknik pada SNMPTN Undangan banyak hal yang saya lakukan. Mulai dari mengikuti
try out TOENAS di Semarang yang ternyata hasilnya benar-benar tidak memuaskan.
Lalu mendaftar ASTRA hingga sampai ke tahap wawancara namun gagal lolos ke
tahap selanjutnya. Mendaftar AMG, namun gagal semenjak tes pertama. Mencoba
ikut seleksi bimbingan gratis namun gagal saat tes tulis.
Semua kegagalan di atas
sempat membuat saya kecil hati, ternyata kemampuan saya masih jauh dari kata
cukup untuk bisa lolos di SNMPTN tulis nanti. Saya pun memutuskan ikut bimbel.
Sebenarnya tidak ingin ikut bimbel, ketika itu bersama teman saya Readilkha
saya melobi guru saya untuk memberikan tambahan dan bimbingan SNMPTN bagi
teman-teman yang belum ikut bimbel.
Namun karena terikat
dengan prosedur, hal demikian tidak bisa dilakukan mendadak. Mungkin bisa
diprogramkan untuk tahun berikutnya namun tidak bisa untuk tahun tersebut.
Sebelumnya dahulu juga para guru sempat mengadakan bimbingan untuk siswa dalam
menghadapi SNMPTN tulis, namun ternyata siswanya sedikit, kebanyakan lebih
percaya pada lembaga swasta ketimbang para guru yang sebenarnya lebih
berpengalaman.
Namun Bu Pur yang saat
itu kami mintai tolong tak berhenti demikian saja. Beliau memberi alternatif
lain untuk mengikutkan saya dan teman-teman lain ke salah satu lembaga
bimbingan belajar yang telah menjadi rekanan beliau. Hingga dilobilah lembaga
tadi, sampai akhirnya kami bisa ikut bimbingan dengan biaya yang lebih murah.
Senang sekali meski tak jadi gratis tetapi bisa memfasilitasi teman-teman lain
untuk ikut bimbel bersama dengan harga yang lebih murah.
Saya pun melalui hari
demi hari belajar di bimbel tadi. Dari tes pertama, terlihat nilai saya memang
sedikit lebih baik dari teman-teman lainnya. Namun saya rasa masih sangat jauh
untuk mencapai target di prodi yang saya pilih. Saya pun kembali merasa waswas
dan khawatir tidak lolos bila nanti harus mengikuti SNMPTN tulis.
Hari demi hari, saya
lalui dengan terus berdoa. Masih teringat doa saya dahulu yang cukup singkat
namun jelas. “Ya Alloh, saya ingin masuk Fisika Teknik UGM, berilah
pertolonganMu, segalanya mudah bagiMu”. Demikian doa ini terus saya baca di
setiap usai sholat, saya terinspirasi dengan ustadz Yusuf Mansur yang
mengajarkan untuk konsisten berdoa, meminta sesuatu yang kita hajatkan secara
terus menerus di setiap selesai sholat, baik yang fardhu maupun sunnah.
Akhirnya tibalah hari
pengumuman. Saat itu pengumuman SNMPTN undangan dimajukan dan bertepatan dengan
pengumuman UN. Saat itu saya bersama teman-teman lain berkumpul di Sekolah
untuk bersama menanti hasilnya. Hingga ketika tiba waktunya, saya melihat hasil
SNMPTN dari HP teman saya.
Alhamdulillah,
diterima! Terkejut saat tahu ternyata saya lolos dan diterima di Fisika Teknik
UGM. Mimpi jadi nyata! Tak terbayang, bisa diterima di Universitas terbesar di
Indonesia ini. Semua rasa cemas yang semula memenuhi ruang hati perlahan mulai
hilang, berganti rasa takjub dan lega luar biasa.
Beruntung! Pikir saya.
Saya yang nilai UN nya tak terbaik ini, tak masuk ranking lima besar kelas,
bukan anak Olimpiade namun ternyata bisa masuk UGM. Tak terbayang bila tidak
lolos jalur Undangan ini mungkin akan lebih susah untuk bisa lolos PTN. Namun
Alloh ternyata memberi jalan lain yang lebih mudah dan benar-benar mengabulkan
apa yang selama ini saya minta. Maha besar Alloh, Segalanya mudah bila Ia telah
berkehendak..
Memilih Teknik Fisika memang serasa milih
jodoh (meski saya sendiri belum pernah milih jodoh :D). Penuh pertimbangan dan
penuh kecemasan di dalamnya. Pada akhirnya saya akan mencoba melakukan yang
terbaik di sini. Baik buruknya di jurusan ini harus saya terima dan saya cintai
karena inilah yang telah menjadi pilihan saya. Semoga dari jurusan ini,
perlahan tapi pasti cita-cita saya bisa menjadi kenyataan. Aamiin ^^
Ka, tulisnya menginspirasi banget. saya juga ada niatan masuk jurusan itu. Namun masih ragu. Sebenarnya saya masih lama lulusnya, tapi saya berkeinginan mempersiapkan segalanya lebih baik. Saran kakak untuk saya kira2 apa?
ReplyDeleteSegera dimantapkan aja dek, persiapkan belajar untuk SBMPTNnya
ReplyDeletedan terus berdoa
Semoga bisa diterima ya :)
kalau boleh tau dari sekolah mana ya ?
ReplyDeletetrus rata rata rapotnya berapa biar bisa lulus snmptn ?
makasiih
saya dari SMA N 1 Blora
ReplyDeleterata2 rapot 85
oke sama2 :)
Kak, saya mau tanya itu nilai raport rata2 85 untuk 6 mata pelajaran yg diUN-kan saja atau seluruh mata pelajaran? Terus katanya kan ada beberapa universitas yg bersifat kedaerahan, maksudnya lbh mengutamakan lulusan yg berasal dari sekolah yg satu daerah dgn universitas tsb, nah UGM seperti itu nggak, kak? Karena saya dari SMA di luar daerah Jogja dan Jawa Tengah. Terimakasih sebelumnya, semoga kakak berkenan menjawabnya :)
ReplyDeleteKalau saya dulu cuma rata2 pelajaran di UN kan
ReplyDeletetapi kan tiap tahun aturannya beda, dicek saja aturan terbaru SNMPTN
setahu saya yg masuk di UGM banyak yg dari daerah sekitar
tapi g usah putus asa juga lah, berani nyoba aja, banyak jg kok yang dari luar pulau jawa bisa masuk :)
Kak mau nanya dong. Dulu nilai rata2 fisika di rapornya berapa? Trus kakak milih pilihan kedua dan ketiga ga? Terimakasih
ReplyDeleteCuma 84-85 kok
ReplyDeletetetep milih, tapi TF UGM pilihan pertamanya :)
Hy mas:) aku suka tulisannya:) salam kenal:) aku siswi SMA kelas XI:) bisa kita sharing2:)
ReplyDeleteHalo pungky
ReplyDeletesalam kenal juga, senang sekali bisa saling berbagi :)
Halo mas, saya juga insyaAllah mau mengikuti jejak mas masuk TF UGM. Saya juga suka fisika. Untuk nilai rata2nya itu masih berkisar 85an atau udah lebih mas?
ReplyDeleteMas saya juga mau lulus dari teknik fisika mas, tips nya dong ? Heheh
ReplyDeleteApaan qi, gue aja belum lulus. wkwkwk :)
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSyarat lolos Snmptn Teknik Fisika gimana kak?
ReplyDeleteTahun ini aku masuk kelas 3 sma, Ingin masuk Teknik Fisika ITS(dipikirkan selama 2 tahun).
Kalau Sbm gimana?(Mungkin kakak ada temen anak sbm)
Mohon bantuannya
Alhamdulillah, jadi adik tingkat nih xD
ReplyDeletejadi akhirnya sekarang setelah 5 tahun bagaimana?
ReplyDeletesudah bekerja kah?
Alhamdulillah. Jadi BackEnd Engineer di CariParkir
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMasya allah goresan tinta kakak sungguh menginspirasi, kak sebenarnya aku juga mau kuliah dan pengen ambil jurusan teknik fisika di its tp sampai sekarang masih bimbang :( kasih saran dong kak
ReplyDeleteWah, sama.. Juga mau Teknik Fisika ITS.. Semoga kita berdua masuk ya.. Aamiin
Delete