5/28/2013

Milih Teknik Fisika Serasa Milih Jodoh



Cukup menarik bila mencoba mengingat kembali masa-masa SNMPTN dahulu. Masa-masa ketika belum dapat kuliahan, masa-masa galau milih jurusan, masa-masa tak tentu arah, tak tahu akan kemana nasib membawa kita. Ya, kelas 3 SMA memang menjadi masa-masa yang gamang, penuh rasa wasa-was, penuh ketakutan dan kecemasan. Meski sekedar untuk memilih jurusan.
Bagi orang-orang yang belum ada rencana jauh-jauh hari, memilih jurusan tentu menjadi hal yang tidak mudah. Banyak pertimbangan, banyak perhitungan. Dari mulai melihat minat diri, hingga menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Salah memilih jurusan bisa fatal akibatnya, itulah yang membuat saya was-was dahulu.
Ketakutan demi ketakutan terus menggelayuti pikiran ini. Takut tidak sesuai kemampuan, takut tidak diterima, takut tidak prospek ke depannya. Ketakutan-ketakutan itu membuat semakin galau dalam menentukan jurusan mana yang akan kita pilih. Hingga terkadang kita perlu merenung dan berulangkali berfikir untuk mengambil keputusan.
Seperti itu pulalah yang saya alami saat memilih jurusan yang sekarang saya tekuni ini. Butuh waktu yang lama untuk memantapkan hati memilih jurusan yang satu ini. Banyak yang dipertimbangkan. Butuh berulangkali perenungan hingga akhirnya memutuskan memilih jurusan teknik fisika dengan prodi Fisika Teknik UGM.
Berawal dari chat dengan kakak kandung saya, saya mulai mengenal jurusan ini. Masih ingat dulu saya minta pendapat kakak saya yang sudah bekerja di Padang mengenai pemilihan jurusan ini. Sejak awal memang sudah ada keinginan untuk memilih di teknik, meski belum tahu pasti akan masuk teknik apa. Mungkin terpengaruh kakak laki-laki juga yang  telah bekerja di bidang engineering.
Mengapa memilih teknik? Banyak alasannya. Yang pertama karena saya anak IPA. Ya memang telah menjadi kebiasaan untuk menghitung dan belajar mapel eksak seperti matematika dan fisika, saya kira teknik inilah yang pada akhirnya bisa benar-benar sesuai dengan apa yang saya pelajari waktu di SMA. Saya tidak ingin ilmu yang sudah susah-susah saya pelajari ini pada akhirnya tidak saya terapkan. Itulah mengapa saya tidak ingin masuk ke ranah lain seperti polisi, TNI, kedokteran, maupun keguruan.
Lalu yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah mau milih teknik apa? Awalnya sempat kepikiran antara teknik elektro (karena mirip-mirip jurusan kakak saya) atau teknik kimia (karena sama dengan jurusan ipar saya). Namun saya masih bingung, ada juga keinginan di teknik Industri. Saya masih bingung dan tidak bisa membedakan dengan baik masing-masing jurusan.
Untuk itulah saya tanyakan ke kakak saya tadi. Saya langsung bilang, punya kelebihan di mapel fisika. Biasanya nilai saya bagus yang fisikanya. Lalu kakak saya pun langsung menyarankan untuk mencoba teknik fisika. Beliau bilang akhir-akhir ini banyak dicari anak teknik fisika.
Saya yang waktu itu belum tahu kalau ada jurusan yang satu ini langsung searching di google, mencari tahu apa pun mengenai jurusan ini. Tulisan demi tulisan saya baca satu persatu. Mulai dari wikipedia hingga blog sejumlah orang yang ternyata ada banyak diskusi di kirimannya mengenai teknik fisika ini, sejak itulah saya mulai tertarik.
Apa yang membuat saya tertarik? Diantaranya karena jurusan ini sifatnya lebih meluas, bukan mendalam. Disini kita pelajari dasar-dasar dari setiap ilmu keteknikan. Itulah yang menjadikan kita punya banyak pengetahuan dari berbagai jurusan di teknik meski tidak secara mendalam.
Karena meluas maka akan memungkinkan dalam pengembangan teknologi yang lebih maju kedepannya. Kita tidak mati mempelajari suatu bidang keteknikan, tetapi mampu menjembatani semua serta mampu menjadi pengembang teknologi baru di dalamnya. Inilah yang membuat saya tertarik.
Selain itu melihat realitas dunia kerja, kebanyakan perusahaan tidak akan langsung mempekerjakan fresh graduatenya. Mereka akan lebih dahulu mengadakan training bagi setiap pekerja baru. Ini karena tak jarang pekerjaan yang akan mereka lakukan ternyata berlainan dengan ilmu yang selama ini dipelajarinya di bangku perkuliahan. Tak jarang para fresh graduate ini harus belajar lagi dan mulai dari nol sebelum benar-benar siap bekerja di perusahaannya.
Inilah yang menjadi kelebihan anak teknik fisika. Karena kita pelajari berbagai bidang keteknikan secara meluas, kita akan lebih siap untuk bekerja di berbagai kondisi. Ini karena kita telah dibekali oleh dasarnya yang pada akhirnya siap dikembangkan untuk berbagai bidang yang dibutuhkan di dunia kerja nantinya. Kita cenderung lebih mampu untuk beradaptasi di berbagai kondisi dan tuntutan pekerjaan nantinya.
Selain itu, jurusan ini juga tergolong masih langka. Tercatat baru ada lima Perguruan Tinggi yang memiliki jurusan ini. Tiga Jurusan dari Perguruan Tinggi Negeri, yakni ITB, UGM dan ITS. Sedangkan dua lainnya dari Perguruan Tinggi Swasta, IT Telkom dan UNAS.
Dahulu ketika ditanya orang lain, baik guru maupun teman-teman lain “Hendak melanjutkan ke mana?” saya jawab Teknik Fisika UGM. Padahal waktu itu masih belum yakin juga akan memilih jurusan ini atau tidak, masih galau sebenrnya. Namun saya mencoba menutupi, dan  mencoba untuk terlihat yakin dan punya gambaran ke depan. Mungkin karena keseringan mengatakan demikian pada akhirnya saya benar-benar memilih Teknik Fisika UGM di jalur undangan
Awalnya ingin milih di FTI ITB. Saya tertarik dengan Teknik Fisika disana. Sepertinya Teknik Fisika di ITB memang jauh lebih baik dari yang di UGM. Namun karena melihat teman-teeman lain banyak yang memilih ITB di jalur undangan, dan saya kira akan saingan sendiri maka saya memilih mundur dan menetapkan memilih Teknik Fisika UGM (maklum SMA saya tidak terlalu favorit bila dibandingkan SMA lain se-Indonesia, tidak banyak yang bisa lolos jalur undangan). Hal yang menjadi pertimbangan lainnya adalah karena dari tulisan-tulisan yang saya baca di beberapa blog Teknik Fisika UGM juga tidak kalah baiknya terutama dalam bidang energinya.
Apakah cukup demikian? Ternyata tidak, ternyata ketakutan demi keteakutan masih menggelayuti pikiran ini. Takut ternyata tidak prospek. Takut karena kalah saing karena lulusannya yang masih sedikit. Takut tidak sebaik yang dibanyangkan. Dan yang paling besar takut tidak diterima!!
Masih teringat jelas malam hari tepat sebelum pengisian pilihan SNMPTN Undangan. Malam itu malam Jumat Pon, kebetulan saya sedang ngaji di masjid dekat Alun-alun Blora, Masjid Baitunnur. Ketika itu saya memantapkan hati untuk meilih protdi Fisika Teknik sebagai pilihan pertama untuk SNMPTN undangan. Saat itu saya kirim sms ke teman-teman saya, meminta doa dan dukungan mereka.
Masih teringat saat itu saya sampai menangis karena bercampurnya perasaan di hati. Antara takut, harap, cemas, dan waswas, semua ini terbalut dalam ketawakkalan yang membuat saya mantap  untuk menanggung segala resiko atas pilihan yang saya buat. Saya yakin Alloh tidak akan menguji seseorang melebihi kemampuannya.
Setelah memlih Fisika Teknik pada SNMPTN Undangan banyak hal yang saya lakukan. Mulai dari mengikuti try out TOENAS di Semarang yang ternyata hasilnya benar-benar tidak memuaskan. Lalu mendaftar ASTRA hingga sampai ke tahap wawancara namun gagal lolos ke tahap selanjutnya. Mendaftar AMG, namun gagal semenjak tes pertama. Mencoba ikut seleksi bimbingan gratis namun gagal saat tes tulis.
Semua kegagalan di atas sempat membuat saya kecil hati, ternyata kemampuan saya masih jauh dari kata cukup untuk bisa lolos di SNMPTN tulis nanti. Saya pun memutuskan ikut bimbel. Sebenarnya tidak ingin ikut bimbel, ketika itu bersama teman saya Readilkha saya melobi guru saya untuk memberikan tambahan dan bimbingan SNMPTN bagi teman-teman yang belum ikut bimbel.
Namun karena terikat dengan prosedur, hal demikian tidak bisa dilakukan mendadak. Mungkin bisa diprogramkan untuk tahun berikutnya namun tidak bisa untuk tahun tersebut. Sebelumnya dahulu juga para guru sempat mengadakan bimbingan untuk siswa dalam menghadapi SNMPTN tulis, namun ternyata siswanya sedikit, kebanyakan lebih percaya pada lembaga swasta ketimbang para guru yang sebenarnya lebih berpengalaman.
Namun Bu Pur yang saat itu kami mintai tolong tak berhenti demikian saja. Beliau memberi alternatif lain untuk mengikutkan saya dan teman-teman lain ke salah satu lembaga bimbingan belajar yang telah menjadi rekanan beliau. Hingga dilobilah lembaga tadi, sampai akhirnya kami bisa ikut bimbingan dengan biaya yang lebih murah. Senang sekali meski tak jadi gratis tetapi bisa memfasilitasi teman-teman lain untuk ikut bimbel bersama dengan harga yang lebih murah.
Saya pun melalui hari demi hari belajar di bimbel tadi. Dari tes pertama, terlihat nilai saya memang sedikit lebih baik dari teman-teman lainnya. Namun saya rasa masih sangat jauh untuk mencapai target di prodi yang saya pilih. Saya pun kembali merasa waswas dan khawatir tidak lolos bila nanti harus mengikuti SNMPTN tulis.
Hari demi hari, saya lalui dengan terus berdoa. Masih teringat doa saya dahulu yang cukup singkat namun jelas. “Ya Alloh, saya ingin masuk Fisika Teknik UGM, berilah pertolonganMu, segalanya mudah bagiMu”. Demikian doa ini terus saya baca di setiap usai sholat, saya terinspirasi dengan ustadz Yusuf Mansur yang mengajarkan untuk konsisten berdoa, meminta sesuatu yang kita hajatkan secara terus menerus di setiap selesai sholat, baik yang fardhu maupun sunnah.
Akhirnya tibalah hari pengumuman. Saat itu pengumuman SNMPTN undangan dimajukan dan bertepatan dengan pengumuman UN. Saat itu saya bersama teman-teman lain berkumpul di Sekolah untuk bersama menanti hasilnya. Hingga ketika tiba waktunya, saya melihat hasil SNMPTN dari HP teman saya.
Alhamdulillah, diterima! Terkejut saat tahu ternyata saya lolos dan diterima di Fisika Teknik UGM. Mimpi jadi nyata! Tak terbayang, bisa diterima di Universitas terbesar di Indonesia ini. Semua rasa cemas yang semula memenuhi ruang hati perlahan mulai hilang, berganti rasa takjub dan lega luar biasa.
Beruntung! Pikir saya. Saya yang nilai UN nya tak terbaik ini, tak masuk ranking lima besar kelas, bukan anak Olimpiade namun ternyata bisa masuk UGM. Tak terbayang bila tidak lolos jalur Undangan ini mungkin akan lebih susah untuk bisa lolos PTN. Namun Alloh ternyata memberi jalan lain yang lebih mudah dan benar-benar mengabulkan apa yang selama ini saya minta. Maha besar Alloh, Segalanya mudah bila Ia telah berkehendak..
 Memilih Teknik Fisika memang serasa milih jodoh (meski saya sendiri belum pernah milih jodoh :D). Penuh pertimbangan dan penuh kecemasan di dalamnya. Pada akhirnya saya akan mencoba melakukan yang terbaik di sini. Baik buruknya di jurusan ini harus saya terima dan saya cintai karena inilah yang telah menjadi pilihan saya. Semoga dari jurusan ini, perlahan tapi pasti cita-cita saya bisa menjadi kenyataan. Aamiin ^^

21 comments:

  1. Ka, tulisnya menginspirasi banget. saya juga ada niatan masuk jurusan itu. Namun masih ragu. Sebenarnya saya masih lama lulusnya, tapi saya berkeinginan mempersiapkan segalanya lebih baik. Saran kakak untuk saya kira2 apa?

    ReplyDelete
  2. Segera dimantapkan aja dek, persiapkan belajar untuk SBMPTNnya
    dan terus berdoa
    Semoga bisa diterima ya :)

    ReplyDelete
  3. kalau boleh tau dari sekolah mana ya ?
    trus rata rata rapotnya berapa biar bisa lulus snmptn ?
    makasiih

    ReplyDelete
  4. saya dari SMA N 1 Blora
    rata2 rapot 85
    oke sama2 :)

    ReplyDelete
  5. Kak, saya mau tanya itu nilai raport rata2 85 untuk 6 mata pelajaran yg diUN-kan saja atau seluruh mata pelajaran? Terus katanya kan ada beberapa universitas yg bersifat kedaerahan, maksudnya lbh mengutamakan lulusan yg berasal dari sekolah yg satu daerah dgn universitas tsb, nah UGM seperti itu nggak, kak? Karena saya dari SMA di luar daerah Jogja dan Jawa Tengah. Terimakasih sebelumnya, semoga kakak berkenan menjawabnya :)

    ReplyDelete
  6. Kalau saya dulu cuma rata2 pelajaran di UN kan
    tapi kan tiap tahun aturannya beda, dicek saja aturan terbaru SNMPTN
    setahu saya yg masuk di UGM banyak yg dari daerah sekitar
    tapi g usah putus asa juga lah, berani nyoba aja, banyak jg kok yang dari luar pulau jawa bisa masuk :)

    ReplyDelete
  7. Kak mau nanya dong. Dulu nilai rata2 fisika di rapornya berapa? Trus kakak milih pilihan kedua dan ketiga ga? Terimakasih

    ReplyDelete
  8. Cuma 84-85 kok
    tetep milih, tapi TF UGM pilihan pertamanya :)

    ReplyDelete
  9. Hy mas:) aku suka tulisannya:) salam kenal:) aku siswi SMA kelas XI:) bisa kita sharing2:)

    ReplyDelete
  10. Halo pungky
    salam kenal juga, senang sekali bisa saling berbagi :)

    ReplyDelete
  11. Halo mas, saya juga insyaAllah mau mengikuti jejak mas masuk TF UGM. Saya juga suka fisika. Untuk nilai rata2nya itu masih berkisar 85an atau udah lebih mas?

    ReplyDelete
  12. Mas saya juga mau lulus dari teknik fisika mas, tips nya dong ? Heheh

    ReplyDelete
  13. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  14. Syarat lolos Snmptn Teknik Fisika gimana kak?
    Tahun ini aku masuk kelas 3 sma, Ingin masuk Teknik Fisika ITS(dipikirkan selama 2 tahun).
    Kalau Sbm gimana?(Mungkin kakak ada temen anak sbm)
    Mohon bantuannya

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah, jadi adik tingkat nih xD

    ReplyDelete
  16. jadi akhirnya sekarang setelah 5 tahun bagaimana?
    sudah bekerja kah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah. Jadi BackEnd Engineer di CariParkir

      Delete
  17. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  18. Masya allah goresan tinta kakak sungguh menginspirasi, kak sebenarnya aku juga mau kuliah dan pengen ambil jurusan teknik fisika di its tp sampai sekarang masih bimbang :( kasih saran dong kak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, sama.. Juga mau Teknik Fisika ITS.. Semoga kita berdua masuk ya.. Aamiin

      Delete